Taliban: AS Setuju Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Afghanistan

Bantuan kemanusiaan tidak dikaitkan dengan pengakuan formal ke Taliban.

EPA-EFE/STRINGER
Pengungsi internal menerima bantuan makanan yang didistribusikan oleh Bulan Sabit Merah di Kabul, Afghanistan, 20 September 2021. Taliban mengatakan pada 14 September bahwa PBB harus membantu mereka dalam membantu hampir 3,5 juta warga Afghanistan kembali ke rumah mereka setelah mengungsi di dalam negeri karena untuk kekerasan.
Rep: Kamran Dikarma Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Taliban mengatakan, pembicaraan yang dijalinnya dengan perwakilan pemerintah Amerika Serikat (AS) di Doha, Qatar, berjalan baik. Washington disebut setuju untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan.

Taliban mengungkapkan, AS sepakat untuk tidak menghubungkan bantuan kemanusiaan dengan pengakuan formal terhadap pemerintahan Taliban di Afghanistan. Sementara pernyataan dari pihak AS kurang definitif. Ia hanya mengatakan bahwa kedua belah pihak membahas pemberian bantuan kemanusiaan yang kuat dari AS, langsung kepada rakyat Afghanistan.

Senada dengan Taliban, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, pembicaraan yang berlangsung di Doha berjalan terus terang dan profesional. Dia kembali menekankan, AS bakal menilai Taliban dari tindakannya, bukan hanya kata-kata atau janji-janjinya.

Meski pertemuan di Doha bukan sebagai pengakuan kepada Taliban, perwakilan AS tetap membahas beberapa isu. “Delegasi AS fokus pada masalah keamanan dan terorisme serta perjalanan yang aman bagi warga AS, warga negara asing lainnya dan mitra Afghanistan kami, serta pada hak asasi manusia (HAM), termasuk partisipasi yang berarti dari perempuan dan anak perempuan dalam semua aspek masyarakat Afghanistan,” kata Price pada Ahad (10/10).

Juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengungkapkan, dalam pertemuan di Doha, pihaknya turut meyakinkan AS bahwa mereka berkomitmen menjaga Afghanistan agar tak menjadi sarang kelompok ekstremis yang hendak melancarkan serangan terhadap negara lain. Kendati demikian, Taliban menolak bekerja sama dengan Washington untuk menangani bangkitnya ISIS di Afghanistan.

Pada Sabtu dan Ahad lalu, pejabat Taliban dan perwakilan pemerintah AS melakukan pertemuan di Doha, Qatar. Itu menjadi pertemuan perdana sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu.

 

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler