Sesak Setelah Sembuh Covid-19, Apa yang Terjadi pada Paru?

Gejala sisa Covid-19 dapat terjadi pada beragam organ, termasuk paru.

Dok KDSK via The Sun
Perbandingan kondisi paru pasien Covid-19 yang belum divaksinasi dengan yang sudah divaksinasi.
Rep: Farah Noersativa Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua organ tubuh sangat dimungkinkan terdampak dari Covid-19. Tak heran jika meski dinyatakan sembuh, gejala sisa infeksi SARS-CoV-2 juga masih bisa terasakan oleh berbagai organ.

Itu artinya, penyintas mungkin masih bisa mengalami gejala panjang dari Covid-19 setelah dinyatakan sembuh. Menurut dokter spesialis paru, Dr. Mia Elhidsi, Sp.P, orang yang sudah sembuh masih mungkin akan merasakan gejala pada organ pernapasan, ditunjukkan dengan sesak napas dan batuk.

Baca Juga


Sementara itu, gejala sisa juga bisa bertahan pada organ kardiovaskular. Mia menyebut, orang mungkin masih bisa mengalami nyeri dada dan berdebar.

Gejala sisa pun dapat memengaruhi neurologis. Penderitanya mungkin masih mengalami sering sakit kepala atau gampang lupa.

"Bisa saja terjadi pula pada sistem pencernaan, misalnya pada saat dinyatakan sembuh, orang masih mengalami nyeri perut, mual, diare. Jadi memang itu dimungkinkan sebagai gejala pasca Covid," jelas Mia dalam webinar awam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dikutip Kamis (14/10).

Gejala sisa juga dapat terjadi pada organ paru. Menurut Mia, pada saat terinfeksi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2), paru-paru pasien akan tampak memutih akibat peradangan.

Seiring berjalannya waktu dan pengobatan, paru-paru pasien gejala berat akan mulai menghitam lagi, namun memiliki garis-garis putih. Inilah yang disebut dengan fibrosis paru, di mana paru itu kaku.

"Padahal, sebenarnya paru itu harus bisa meregang pada saat udara masuk dan mengempis pada saat udara keluar," jelas dia.

Teknik pernapasan pelega sesak. - (Republika)

Mia mengatakan, jika paru-paru tegang dan kaku, serta memiliki fibrosis, maka paru-paru akan kesulitan dalam mengambil dan mengeluarkan udara. Paru-paru pun tidak bisa membawa udara ke pembuluh darah.

Hal ini masih mungkin terjadi pada pasien Covid-19 gejala berat, meski telah dinyatakan sembuh. Alhasil, mereka sering merasa sesak dan mudah lelah, serta memiliki kadar oksigen dalam darah yang lebih rendah daripada orang normal. Namun, seiring berjalannya waktu, sebagian besar jaringan parut akan kembali normal.

Mia mengatakan, penting untuk memastikan terlebih dahulu bahwa pasien benar-benar telah sembuh. Orang yang dikatakan sembuh dari Covid-19 adalah mereka yang selesai isolasi dan beberapa kasus membutuhkan surat dinyatakan sembuh dari dokter.

"Kriteria yang lain lepas isolasi itu berbeda-beda, bergantung dari gejala ringan dan beratnya Covid-19 yang dialami. Misalnya, pada pasien yang memiliki gejala berat atau kritis, maka selesai isolasi minimal 10 hari atau lebih ditambah tiga hari bebas gejala," jelas dia.

Beda sakit tenggorokan biasa dengan gejala Covid-19. - (Republika)

Selain itu, bagi yang gejala berat, biasanya akan memerlukan swab PCR satu kali negatif. Sebab, pada pasien gejala berat yang pernah membutuhkan ventilator atau yang masuk ICU, terkadang mengalami gejala sisa.

Berbeda dengan pasien yang memiliki gejala ringan dan sedang. Mereka yang pada saat terkena Covid-19 mengalami demam, anosmia, gangguan penciuman, batuk, dan sesak yang bukan berat dan tak membutuhkan ventilator, hanya membutuhkan kriteria sembuh dengan menyelesaikan isolasi minimal 10 hari dan tiga hari bebas gejala. 

"Sementara bagi yang mengalami tanpa gejala saat dites positif Covid-19, maka mereka memiliki kriteria sembuh hanya dengan menyelesaikan isolasi minimal 10 hari lamanya," kata Mia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler