Malaysia Amankan Kompleks Petronas di Sudan Pascakudeta

Sebelumnya pemerintah Malaysia mengkhawatirkan isu penyitaan aset milik Petronas

EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Seorang wanita yang memakai masker wajah berjalan di Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia. Sebelumnya pemerintah Malaysia mengkhawatirkan isu penyitaan aset milik Petronas di Sudan. Ilustrasi.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, PUTRAJAYA - Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan akan melindungi kompleks Petronas di Sudan menyusul terjadinya kudeta militer di negara tersebut.

Baca Juga


"Kementerian Luar Negeri sedang memantau secara dekat perkembangan di Sudan, berikut laporan pengambilalihan pemerintahan oleh pihak tentara di sana," ujar pernyataan Kemenlu Malaysia di Putrajaya, Selasa (26/10).

Menurut Kedutaan Besar Malaysia di Khartoum, 42 warga Malaysia termasuk 27 pelajar dilaporkan berada dalam keadaan selamat. "Pegawai-pegawai kedutaan senantiasa berhubungan secara dekat dengan mereka," kata kedubes.

Kemenlu mengatakan akan terus berusaha melindungi semua kepentingan Malaysia di Sudan, termasuk Petronas Sudan Compleks yang ikut ditempati Kedubes Malaysia, badan-badan PBB, dan lembaga-lembaga internasional. Kuasa Usaha Sudan telah dipanggil oleh Kemenlu Malaysia petang ini terkait kekhawatiran terhadap keselamatan warga Malaysia di Sudan.

Sebelumnya pemerintah Malaysia mengkhawatirkan isu penyitaan aset milik Petronas, termasuk Petronas Sudan Complex, di Khartoum oleh pemerintah transisi karena dianggap diperoleh secara ilegal dari pemerintahan sebelumnya. Sejak munculnya isu tersebut pada Desember 2020, Kemenlu Malaysia telah bekerja sama dengan Petronas dan Kedubes Malaysia di Khartoum untuk menangani isu tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler