Alec Baldwin Berhati-hati, Kru yang Serahkan Pistol?

Kru yang menyerahkan pistol ke Alec Baldwin disebut punya catatan negatif.

AP/John Minchillo
Aktor Alec Baldwin. Pada Kamis (21/10), senjata properti yang dipakai Baldwin dalam syuting film Rust membuat cedera sutradara Joel Souza dan menewaskan sinematografer Halyna Hutchins.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, SANTA FE — Insiden penembakan oleh aktor Alec Baldwin hingga menewaskan sinematografer saat syuting Rust di New Mexico, saat ini masih dalam penyelidikan. Dalam kesaksiannya kepada detektif, juru kamera, Reid Russell, menyebut dirinya tak yakin senjata telah diperiksa sebelum diserahkan kepada Baldwin.

Russel juga tak mengerti mengapa pistol ditembakkan. Berdasarkan catatan surat perintah penggeledahan yang dirilis Ahad, ia menyebutkan, kamera tidak dalam posisi merekam ketika pistol meletus dan menewaskan sinematografer Halyna Hutchins dan mencederai sutradara Joel Souza pada Kamis (21/10).

Ketika ditanyakan tentang bagaimana Baldwin memperlakukan pistol di lokasi syuting, Russel menjelaskan bahwa sang aktor berhati-hati. Contohnya, Baldwin memastikan bahwa tidak ada aktor cilik di dekatnya ketika properti senjata dikeluarkan.

Dalam dokumen pengadilan, Baldwin disebut sudah menjelaskan saat-saat sebelum dia menarik pelatuk. Aktor The Boss Baby tersebut juga mengaku telah diberi tahu bahwa pistol itu aman digunakan untuk latihan adegan karena yang digunakan ialah "cold gun", yakni pistol tanpa amunisi aktif.

Baca Juga



Baldwin sudah diarahkan untuk mengeluarkan senjata sambil duduk di bangku gereja dan mengarahkannya ke kamera. Akibat insiden ini, aktor 63 tahun itu juga diketahui membatalkan sejumlah proyek ke depannya.

Di sisi lain, terungkap fakta negatif tentang asisten sutradara bernama Dave Halls yang memberikan pistol berpeluru tajam kepada Baldwin. Halls diketahui pernah dipecat terkait insiden pistol yang meledak di lokasi syuting sampai melukai seorang anggota kru film pada 2019.

Dalam sebuah pernyataan e-mail kepada The Associated Press, dilansir Selasa (26/10), seorang produser untuk film Freedom's Path mengonfirmasi bahwa Halls pernah dipecat dari produksi 2019. Itu terjadi setelah seorang anggota kru mengalami cedera ringan akibat peluru.

Produser yang meminta untuk tidak disebutkan namanya itu menulis bahwa Halls langsung didepak dari lokasi syuting dan produksi tidak dilanjutkan sampai Halls pergi. Pemecatan Halls dari Freedom's Path pertama kali dilaporkan oleh CNN. Sejauh ini Halls belum memberikan tanggapan komentar.

Produser tersebut menjadi pihak kedua yang bersuara tentang kinerja Halls. Sebelumnya, seorang anggota kru film bernama Maggie Goll, juga menyatakan keraguan dan keprihatinannya tentang kinerja Halls.

Goll yang merupakan pembuat properti dan ahli kembang api berlisensi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia pernah mengajukan keluhan internal kepada produser eksekutif seri Into the Dark terkait perilaku Halls. Goll menanggap Halls telah mengabaikan protokol keamanan untuk senjata dan kembang api karena mencoba melanjutkan pengambilan gambar setelah pengawas kembang api, yang menderita diabetes, kehilangan kesadaran di lokasi syuting.

"Penembakan fatal dan pengalaman sebelumnya menunjukkan masalah keselamatan yang lebih besar," kata Goll.

Menurut Goll, keselamatan kru adalah masalah utama dalam negosiasi kontrak antara serikat pekerja yang mewakili pekerja film dan TV serta kelompok produsen besar. Namun, ia menanggap, situasi ini bukan tentang Halls.

"Ini sama sekali bukan salah satu orang. Ini adalah hal lebih besar tentang keselamatan di lokasi syuting dan apa yang kami coba capai dengan kebiasan itu," katanya.

Dalam e-mail yang dikirim ke anggota kru Rust pada akhir pekan lalu, tim produksi film mengonfirmasi bahwa proses produksi ditangguhkan setidaknya sampai penyelidikan selesai. Tim mengatakan sedang bekerja dengan penegak hukum dan melakukan tinjauan keamanan internal.

Perusahaan produksi juga menawarkan konseling. E-mail tersebut menyarankan agar pengerjaan film dapat dilanjutkan di beberapa titik.

"Meskipun hati kami hancur, dan sulit untuk melihat melampaui cakrawala untuk saat ini, ini adalah jeda ketimbang akhir," tulis e-mail tersebut.

Di samping investigasi yang terus dilanjutkan, dokumen pengadilan pada Senin menunjukkan bahwa pihak berwenang menyita beberapa barang untuk menjadi barang bukti. Tiga revolver hitam, kotak amunisi, tas pinggang berisi paket amunisi, beberapa selongsong bekas, dua sabuk senjata kulit dengan sarungnya, dan pakaian.

Tidak ada tuntutan yang diajukan. Jaksa dan petugas penegak hukum diharapkan memberikan pembaruan pada penyelidikan pada Rabu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler