Pantau Potensi Lahar Dingin Merapi, BPBD Terjunkan Personel

Ada potensi ancaman lahar dingin itu mengalir ke sungai-sungai di Kota Yogyakarta.

Antara
Lahar dingin Gunung Merapi
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta menerjunkan personel untuk memantau kondisi sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Personel diterjunkan mengingat di hulu sungai kondisi aktivitas Merapi di musim hujan saat ini mengeluarkan lahar dingin.


Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat mengatakan, ada potensi ancaman lahar dingin tersebut mengalir ke sungai-sungai yang ada di Kota Yogyakarta jika terjadi hujan deras. "Khawatirnya jika terjadi hujan deras, masih ada ancaman lahar dingin yang bisa terjadi sampai ke sungai di Kota Yogya," kata Hidayat, Senin (1/11).

Hidayat menuturkan, pemantauan dilakukan secara rutin karena tingginya curah hujan akibat fenomena La Nina. Personel ditempatkan di Posko Ngentak, Sleman, tepatnya di hulu sungai yang mengalir ke Kota Yogyakarta.

Jika terjadi hujan lebat dan berpotensi membawa lahar dingin, informasi dapat langsung disampaikan ke masyarakat, terutama yang tinggal di bantaran sungai. Dengan begitu, evakuasi pun juga dapat dilakukan dengan cepat.

"Makanya kami pantau terus setiap waktu. Jika terjadi hujan lebat diinfokan ke posko induk dan kami sampaikan ke masyarakat sekitar bantaran sungai," ujarnya.

Pihaknya juga sudah memastikan early warning system (EWS) berfungsi dengan baik. EWS sendiri sudah dipasang di beberapa titik sebagai sistem peringatan dini potensi bencana banjir saat musim hujan.

"Kami sudah melakukan pengecekan, semua EWS dalam kondisi baik," jelas Hidayat.

EWS sudah dipasang di 16 titik di pinggir sungai yang beraliran besar di Yogyakarta. Rinciannya, tujuh EWS dipasang di Sungai Code, empat EWS dipasang di Sungai Winongo dan lima EWS dipasang di Sungai Gajah Wong.  

Untuk memastikan alat tersebut terus bekerja, pihaknya melakukan pengecekan secara rutin. Pasalnya, EWS sempat mengalami kendala dan pihaknya langsung memperbaiki alat tersebut.

"Kami monitoring terus, sistem EWS pakai baterai solar cell dan kondisi cuaca kadang-kadang mendung. Sebelumnya ada yang mati beberapa, kami langsung perbaiki dan semua EWS sudah dalam kondisi baik," katanya menambahkan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler