AS Latih Tentara Taiwan Bertempur

Presiden Taiwan mengakui bahwa ancaman dari China meningkat setiap hari.

AP/Military News Agency
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Militer Taiwan ini, unit lapis baja Taiwan melakukan latihan menembak langsung untuk mencegah pasukan pendaratan pantai selama latihan Han Guang yang diadakan di pulau kabupaten Penghu, Taiwan, Rabu, 15 September 2021. Tahunan Taiwan Latihan militer lima hari Han Guang dirancang untuk mempersiapkan pasukan pulau itu untuk serangan oleh China, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya sendiri.
Rep: Dwina Agustin/Lintar Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Hubungan militer AS dan Taiwan semakin erat. AS tak hanya mengirimkan bantuan senjata, tapi juga melatih tentara Taiwan bertempur.

Taiwan mengungkapkan pada Selasa (2/11) bahwa 40 tentaranya sedang dilatih oleh pasukan Amerika Serikat (AS) di Guam. Proses itu merupakan pertukaran yang dilakukan atas kerja sama antar kedua negara.

Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengonfirmasi pelatihan tersebut. "(Pelatihan) ini juga merupakan bagian dari siklus pertukaran… Tidak perlu berspekulasi," ujar Chiu dikutip dari Anadolu Agency.

"Pertukaran dan kerja sama antara Taiwan dan AS telah terjalin dengan baik selama bertahun-tahun," ujar Chiu menegaskan.

Baca Juga


Pelatihan itu terjadi setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pekan lalu mengkonfirmasi bahwa tentara AS dikerahkan di negara pulau itu untuk tujuan pelatihan.  Tentara dari brigade ke-99 Korps Marinir Taiwan dikatakan sedang menjalani pelatihan satu bulan sebagai bagian dari latihan pendaratan amfibi bersama Taiwan-AS yang disebut Lu Hou atau Roar.

Mereka dilaporkan melakukan serangan udara dan latihan perang. "Ancaman dari China meningkat setiap hari,” kata Tsai dalam sebuah wawancara .

Tsai menyatakan dialog dengan Beijing akan memungkinkan, jika bisa hidup berdampingan secara damai dengan daratan.

China mengklaim Taiwan adalah provinsi yang memisahkan diri, sementara Taiwan menyatakan kemerdekaannya sejak 1949 dan memiliki hubungan diplomatik dengan setidaknya 15 negara.


 

Latihan militer Lu Hou  pertama kali diadakan di Pantai Fangliao di selatan Kabupaten Pingtung pada 1958. Kemudian terus diadakan hingga 1979. Pada 1979, Washington memindahkan hubungan diplomatik dan militer resminya ke Beijing.

Tapi, pada 2017, pemerintahan Barack Obama saat itu menandatangani Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional untuk pertukaran militer antara Washington dan Taipei.

Institut Amerika di Taiwan kemudian mengambil pekerjaan untuk membentuk tim khusus untuk mengoordinasikan pertukaran militer skala kecil antara kedua belah pihak. Taiwan telah membeli senjata dan persenjataan senilai miliaran dolar dari AS.

Kekuatan cadangan

China berulangkali mengingatkan ke AS agar tidak turut campur urusan Taiwan. Langkah AS yang membela Taipei dinilai hanya akan memperburuk hubungan Washington-Beijing.

Namun Presiden AS Joe Biden bergeming. Biden bahkan mengisyarakatkan akan membela Taiwan jika terjadi konflik terbuka dengan China.  "Ya. Kami memiliki komitmen untuk itu," ujar Biden ketika ditanya apakah AS akan membela Taiwan jika China menyerang kepada CNN.
 
Meski dibela, Taiwan tidak mau bergantung sepenuhnya dengan AS. Mereka akan terus mempersiapkan kemampuan militernya sendiri jika sewaktu waktu China menginvasi.

Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan, mulai tahun depan Taipei akan meningkatkan latihan pasukan cadangan. Di antaranya seperti menggandakan latihan tempur dan menembak saat China meningkatkan aktivitas militer dekat pulau tersebut.

Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan mulai tahun depan latihan penyegaran untuk pasukan cadangan akan ditambah menjadi 14 hari dan dari lima menjadi tujuh hari sepekan. "Untuk meningkatkan dengan efektif kemampuan tempur pasukan cadangan," kata kementerian Selasa (2/11).

Dalam keterangannya, Kementerian Pertahanan Taiwan menambahkan para pasukan cadangan wajiban melipatgandakan jumlah peluru yang mereka tembakan selama latihan menembak. Sementara latihan tempur menjadi 56 jam dari sebelumnya yang hanya setengah hari.

Program baru ini akan diterapkan pada 13 persen dari 110 ribu pasukan cadangan yang kementerian rencanakan untuk latihan tahun depan. Sebelum memutuskan untuk memperluasnya ke seluruh pasukan.

Taiwan perlahan-lahan beralih dari wajib militer ke pasukan profesional sukarela. Tapi tahun lalu dilaporkan perubahan tersebut menimbulkan masalah dan membuang-buang kekuatan 2,31 juta pasukan cadangan yang beberapa diantaranya mengeluh latihan dan kuliah dalam pelatihan ulang hanya buang-buang waktu.

Ketegangan antara Taiwan dan China meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir. Beijing meningkatkan tekanan militer seperti mengirimkan pesawat tempur ke zona pertahanan udara Taiwan.

Bulan lalu Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng menggambarkan situasi saat ini 'paling serius' selama 40 tahun lebih. Ia juga meminta anggaran militer tambahan untuk membangun senjata dalam negeri. China mengatakan tidak akan ragu menggunakan kekuatan militer untuk merebut kembali Taiwan.





BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler