Facebook tak Lagi Gunakan Teknologi Pengidentifikasi Wajah
Facebook telah menghadapi rentetan kritik atas dampaknya pada penggunanya.
EPA
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Dwi Murdaningsih
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Facebook telah mengumumkan tidak akan lagi menggunakan perangkat lunak pengenalan wajah untuk mengidentifikasi wajah dalam foto dan video. Ada kekhawatiran yang berkembang tentang etika teknologi pengenalan wajah. Pertanyaan yang diajukan adalah tentang privasi, bias rasial, dan akurasi.
Baca Juga
Regulator belum memberikan seperangkat aturan yang jelas tentang bagaimana teknologi itu harus digunakan, kata Facebook, dilansir di BBC, Rabu (3/11). Facebook telah menghadapi rentetan kritik atas dampaknya pada penggunanya.
Hingga saat ini, pengguna aplikasi media sosial dapat memilih untuk memilih fitur yang akan memindai wajah mereka dalam gambar dan memberi tahu mereka jika orang lain di platform telah memposting foto mereka.
"Di tengah ketidakpastian yang sedang berlangsung ini, kami percaya bahwa membatasi penggunaan pengenalan wajah pada serangkaian kasus penggunaan yang sempit adalah tepat," ujar wakil presiden kecerdasan buatan Jerome Pesenti, dalam sebuah posting blog.
Pada tahun 2019, sebuah penelitian pemerintah AS menunjukkan bahwa algoritma pengenalan wajah jauh kurang akurat dalam mengidentifikasi wajah Afrika-Amerika dan Asia dibandingkan dengan wajah Kaukasia.
Wanita Afrika-Amerika bahkan lebih mungkin salah diidentifikasi, menurut penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Standards and Technology.
Tahun lalu, Facebook juga menyelesaikan perselisihan hukum yang sudah berlangsung lama tentang cara memindai dan menandai foto.
Kasus ini telah berlangsung sejak 2015. Kesepakatannya adalah perusahaan akan membayar 550 juta dolar AS kepada sekelompok pengguna di Illinois yang berpendapat bahwa alat pengenal wajahnya melanggar undang-undang privasi negara bagian.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler