Kelompok Advokasi LGBT di China Setop Kegiatan

China kini tengah meningkatkan pembatasan pada aktivisme sosial

EPA/LUONG THAI LINH
Bendera LGBT. China kini tengah meningkatkan pembatasan pada aktivisme sosial. Ilustrasi.
Rep: Kamran Dikarma Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kelompok LGBT Rights Advocacy China (LRAC) telah menghentikan semua aktivitas advokasinya untuk mendukung dan membela hak-hak kelompok LGBT di China. Hal itu terjadi di tengah meningkatnya pembatasan pada aktivisme sosial di Negeri Tirai Bambu.

Menurut laporan Associated Press pada Jumat (5/11), LRAC mengumumkan menghentikan semua kegiatannya dan menutup akun media sosialnya pada Kamis (4/11). "Kami sangat menyesal untuk memberi tahu semua orang, Queer Advocacy Online akan menghentikan semua pekerjaan kami tanpa batas waktu," kata LRAC lewat platform WeChat.

Selain WeChat, LRAC juga menutup akun Weibonya. Weibo adalah media sosial mirip Twitter yang banyak digunakan di China. Seorang anggota LRAC yang enggan dipublikasikan identitasnya mengungkapkan penghentian semua aktivitas LRAC dilakukan karena masalah keamanan. Namun dia enggan menjelaskan lebih terperinci.

Pendiri LRAC Peng Yanzi belum memberi komentar tentang penghentian semua aktivitas kelompoknya. LRAC adalah kelompok advokasi LGBT menonjol di China. Kelompok yang didirikan pada 2013 itu telah mendorong hak-hak kaum gay dan meningkatkan kesadaran tentang keberadaan kelompok tersebut.

LRAC mengadvokasi pernikahan sesama jenis dan memerangi diskriminasi terhadap kelompok LGBT di tempat kerja. LRAC membantu individu-individu yang pernah mengalami diskriminasi di lingkungan pekerjaan menuntut mantan majikan mereka.

Meskipun ada banyak kelompok lain yang fokus membantu individu LGBT, LRAC adalah salah satu dari segelintir yang berfokus pada perubahan hukum dan kebijakan. Terkait penghentian semua aktivitas LRAC, belum ada komentar dari pemerintah atau otoritas terkait di China.

Homoseksualitas sebenarnya bukan kejahatan di China. Namun pembatasan pada kelompok advokasi dan sensor daring tengah berkembang di sana.

Baca Juga


sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler