Surat At Takasur, Peringatan Jerat Materialisme

Makna dari Surat At Takasur membuktikan Hari Kebangkitan.

EPA-EFE/RITCHIE B. TONGO
Surat At Takasur, Peringatan Jerat Materialisme
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mabruroh

Baca Juga


JAKARTA -- Surat At Takasur mengingatkan kita tentang akhirat, kebangkitan, dan pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Surat At Takasur juga memperingatkan bahaya dari kelalaian akan akhirat yang disebabkan oleh seseorang terlalu tenggelam dalam kemegahan duniawi.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ - ١

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,

حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ - ٢

sampai kamu masuk ke dalam kubur.

كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ - ٣

Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),

ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ - ٤

kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.

كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ - ٥

Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,

لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ - ٦

niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,

ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ - ٧

kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,

ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ࣖ - ٨

kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).

Allah berfirman yang artinya, "Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan, hiburan, kemewahan, saling membanggakan, dan persaingan tentang banyaknya harta dan anak-anak."(QS Al-Hadid ayat 20). 

Amalan untuk mempermudah rejeki (ilustrasi) - (republika)

Dilansir dari About Islam, Selasa (9/11), ayat ini benar-benar menggambarkan realitas kehidupan saat ini. Mereka disibukkan dengan mengumpulkan keuntungan duniawi dan persaingan satu sama lain sampai kematian menimpa mereka dan mereka lupa untuk bersyukur kepada Allah, zat pemberi kenikmatan tersebut.

Umar ibn Abdel Aziz mengatakan makna dari Surat At Takasur membuktikan Hari Kebangkitan. Yang artinya, manusia hanya berkunjung dan tidak tinggal selamanya, orang mati tidak akan tinggal selamanya di alam kuburan mereka. Suatu hari, mereka harus pergi dan kembali kepada Allah di hari penghakiman.

Melalui surat At Takasur Allah juga memberitahu sekaligus memperingatkan untuk tidak bermegah-megahan yang dapat melalaikan. Dengan kalimat yang berulang, “Janganlah begitu" yang dapat berarti bahwa masalahnya tidak seperti yang manusia pikirkan.

Dan apabila mereka tetap melakukan, Alquran juga memberitahu mereka akan menghadapi konsekuensi buruk dari apa yang mereka percayai yang salah. Kemudian Allah kembali memperingatkan disertai dengan penekanan dan ancaman, "Seandainya kamu mengetahui dengan pengetahuan yang pasti, tentu kamu tidak akan menyibukkan diri dengan kemegahan dan persaingan seperti itu."

Semua kesenangan itu kelak akan dimintai pertanggungjawabannya, seperti makanan, minuman, kebutuhan seksual, kesehatan, kedudukan yang tinggi, waktu luang, dan segala bentuk kesenangan dan kenikmatan lainnya. Hal ini dibuktikan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang mengatakan:

 

“Rasulullah SAW keluar (dari rumahnya) suatu hari atau satu malam, dan di sana dia bertemu Abu Bakar dan Umar RA juga. Rasul berkata, ' Apa yang membuatmu meninggalkan rumahmu pada jam ini?'

Mereka berkata, 'Ini kelaparan, ya Rasulullah.'

Dia berkata, 'Demi Dia yang jiwaku ada di tangan-Nya, apa yang membuatmu pergi, membuatku juga pergi, jadi ikutlah! '

Dan dia pergi bersama mereka ke seorang pria dari Ansar, tetapi mereka tidak menemukannya di rumahnya. Ketika istri pria itu melihat Nabi, dia berkata, 'Sama-sama.'

Rasulullah SAW berkata kepadanya, 'Di mana si fulan? '

Dia berkata, 'Dia pergi mengambil air bersih untuk kita.'

Sementara itu, Ansari kembali, melihat Rasulullah dan dua sahabatnya dan berkata: 'Segala puji bagi Allah, hari ini tidak ada tamu yang lebih terhormat dari saya.'

Dia kemudian keluar dan membawakan mereka seikat buah kurma, yang memiliki kurma, beberapa masih hijau, beberapa matang, dan beberapa matang sepenuhnya, dan meminta mereka untuk memakannya. Dia kemudian mengambil pisaunya (untuk menyembelih seekor domba).

Rasulullah SAW berkata kepadanya, ' Jangan menyembelih domba perah.'

Jadi dia menyembelih seekor domba untuk mereka. Setelah mereka makan dan minum sampai kenyang, Rasulullah SAW berkata kepada Abu Bakar dan Umar (Semoga Allah meridhai mereka),

'Demi Allah Yang Tangan jiwa saya adalah, Anda pasti akan ditanya tentang memperlakukan ini pada hari kiamat. Kelaparan membawamu keluar dari rumahmu, dan kamu tidak kembali ke rumahmu sampai kamu diberkati dengan suguhan ini'. (Muslim)

Melalui Surat At Takasur, Allah juga memberitahu kita tidak dilarang menikmati kesenangan yang halal dari kehidupan sekarang ini. Hanya saja kita tidak boleh lupa kita akan ditanyai tentang suguhan ini pada Hari Kebangkitan. Karena itu, seseorang harus selalu bersyukur kepada Allah dan menunjukkan rasa syukur kepada Allah.

Kita harus bersyukur kepada Allah atas semua rahmat, nikmat dan berkah-Nya dengan hati, lidah, dan anggota badan. Artinya hati kita harus selalu dipenuhi dengan rasa syukur dan syukur kepada Allah, lidah kita harus selalu mengingat dan bersyukur, dan anggota tubuh kita harus selalu menggunakan nikmat ilahi ini dalam ketaatan-Nya. Kita harus menahan diri dari keserakahan dan merasa puas dengan apa yang telah Allah berikan kepada kita karena kepuasan adalah harta yang tak habis-habisnya.

3 Manfaat Mensyukuri Nikmat Allah SWT (ilustrasi) - (republika)

 

https://aboutislam.net/shariah/quran/quranic-reflections/surah-at-takathur-be-alert-to-materialism-trap/

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler