Tingkat Pengangguran di Korsel Meningkat

Pandemi membuat banyak bisnis di Korsel tutup dan meningkatkan angka pengangguran

AP Photo/Lee Jin-man
Seorang warga melintas di Gyeongbok Palace di Seoul, Korea Selatan, Rabu (22/7). Pandemi membuat banyak bisnis di Korsel tutup dan meningkatkan angka pengangguran. ilustrasi.
Rep: Puti Almas Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL — Tingkat pengangguran di Korea Selatan (Korsel) dilaporkan meningkat pada Oktober. Tercatat angka orang-orang yang tidak bekerja di negara itu meningkat menjadi 3,2 persen dari tiga persen pada September.

Sebelumnya, sejumlah ekonom memperkirakan kenaikan angka pengangguran hanya mencapai 3,1 persen. Dilansir Al Arabiya pada Rabu (10/11), kenaikan kali ini terjadi untuk bulan kedelapan secara berturut-turut.

Pandemi Covid-19 menjadi faktor utama. Berbagai aturan pembatasan yang diberlakukan membuat banyak bisnis harus ditutup. Dalam beberapa waktu ke depan, pelonggaran aturan diharapkan dapat dilakukan.

Pada November, aturan jarak sosial dilonggarkan, yang membuat sebagian besar restoran akan dibuka sepenuhnya. Aturan juga mengurangi pembatasan dalam pertemuan pribadi antara masyarakat. Para ekonom memperkirakan normalisasi aktivitas dan partisipasi akan membuat tingkat pengangguran ke depan berkurang.

Dewan Bank of Korea akan meneliti data pekerjaan dengan cermat karena mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga pada tinjauan kebijakan per 25 November mendatang. Risalah pertemuan Oktober menunjukkan mayoritas dewan menyukai pengetatan lebih lanjut karena ekonomi pulih dan risiko keuangan meningkat.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler