Digelar Saat Pandemi, Piala Citra 2021 Bawa Nuansa Berbeda

Piala Citra 2021 digelar tatap muka secara terbatas dengan prokes ketat.

ANTARA/Aditya Pradana Putra
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Mendikbud Ristek Nadiem Makarim (kiri) dan Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI) Reza Rahardian (kanan) menghadiri malam penganugerahan FFI 2021, di Jakarta, Rabu (10/11/2021).
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Oleh: Gumanti Awaliyah

Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI) 2021 Reza Rahardian mengungkapkan bahwa terdapat konsep dan penyesuaian di perhelatan tahun ini. Hal ini mengingat masih adanya pandemi COVID-19. 

Aktor pemeran BJ Habibie muda dalam film "Habibie dan Ainun" tersebut mengatakan, pihaknya melakukan banyak penyesuaian, khususnya dalam hal protokol kesehatan. FFI tahun ini juga diselenggarakan dengan tema "Sejarah Film dan Media Baru" tersebut. 

"Acara ini juga banyak penyesuaian, mulai dari mengurangi chit-chat di panggung. Misalnya, pas presenter hadir langsung membacakan kategori dan move ke kategori selanjutnya," kata Reza di sela wawancara di red carpet FFI 2021 di Jakarta, Rabu (10/11) malam.

Lebih lanjut, aktor yang memenangkan empat Piala Citra tersebut mengatakan, dirinya senang ajang penghargaan perfilman nasional tertinggi tersebut dapat berjalan di tengah pandemi. Baginya, ini adalah bentuk semangat dan kebangkitan dunia perfilman Indonesia di tengah situasi yang penuh dengan ketidakpastian ini.

 

"Saya lebih merasa, akhirnya malam ini bisa terwujud, semoga bisa bersejarah walaupun di tengah pandemi," kata Reza.

"Dan, bisa membuat momen red carpet yang ditunggu-tunggu. Bisa dibilang ini titik awal, kesan pertama insan perfilman Indonesia atas apresiasi FFI kepada mereka. Saya ingin mereka dari awal datang ke sini sudah merasa appreciated," ujarnya menambahkan.

Ia mengatakan, pandemi belum juga usai, namun tantangan bisa dilalui satu per satu. Pandemi bukan halangan untuk ciptakan mahakarya untuk perfilman di Tanah Air.

Sutradara Wregas Bhanuteja (ketiga kiri, bawah) dan jajaran produser serta aktor dan aktris film Penyalin Cahaya berpose usai meraih penghargaan Film Panjang Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2021 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (10/11/2021). Film Penyalin Cahaya memborong 12 kategori FFI 2021, beberapa di antaranya kategori film panjang terbaik, aktor terbaik, dan sutradara terbaik. - (ANTARA/Aditya Pradana Putra)
 

Kejutan 'Penyalin Cahaya'

Baca Juga


Piala Citra 2021 juga memberikan banyak kejutan bagi pencinta film Tanah Air. Tak hanya dari segi acara, tetapi juga penghargaan yang diberikan bagi para sineas.

Salah satu yang mengejutkan adalah film "Penyalin Cahaya" yang berhasil memboyong hingga 12 penghargaan. Sebelumnya, film produksi kerja sama Rekata Studio dan Kaninga Pictures itu mendapatkan 17 nominasi FFI.

Piala Citra itu diraih untuk kategori Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Asli Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, Penyunting Gambar Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Penata Suara Terbaik, Penata Musik Terbaik, Penata Busana Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik.

Film “Penyalin Cahaya” berhasil meraih Piala Citra sebagai Film Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2021. Film drama misteri kriminal Indonesia tersebut disutradarai oleh Wregas Bhanuteja, dimana ini merupakan film panjang pertama Wregas sebagai sutradara. Sementara dikursi produser ada Adi Ekatama dan Ajish Dibyo.

Dalam pidato kemenangannya, sutradara Wregas Bhanuteja mengatakan bahwa "Penyalin Cahaya" adalah film panjang pertamanya. Karena itulah, dia tidak menyangka bisa dianugerahi piala citra untuk kategori sutradara terbaik.

"Saya tidak akan berhasil dengan film ini, tanpa dukungan semua pemain dan kru yang selama berbulan-bulan ikut berproses. Terima kasih untuk support saya," kata Wregas.

Ia juga menyampaikan ucapan selamat kepada psra sutradara yang masuk nominee. Menurut dia, semua nominee adalah orang yang hebat karena telah berjuang menggarap film di tengah pandemi Covid-19.

Film dibintangi oleh Shenina Cinnamon sebagai Sur, Chicco Kurniawan, Jerome Kurnia, Dea Panendra, Giulio Parengkuan dan lainnya. Film ini dirilis perdana secara internasional pada 8 Oktober 2021 di Festival Film Internasional busan dan juga tayang di Netflix pada 13 Januari 2022.

Film ini mengikuti karakter Sur, seorang mahasiswi tingkat pertama di sebuah universitas. Suatu malam, untuk pertama kalinya dalam hidup ia pergi ke pesta untuk merayakan pencapaian grup teater universitas, Mata Hari. Di grup itu Sur bekerja sebagai sukarelawan perancang web.

Namun hidupnya benar-benar berubah setelah dia bangun keesokan paginya. Sur kehilangan beasiswa dan diusir keluarganya setelah foto selfie-nya berbeda secara online.

Khawatir bahwa dia mungkin menjadi bahan lelucon senior Mata Hari, Sur akhirnya mencari bantuan dari teman masa kecilnya, Amin. Bersama Amin, ia mencoba menemukan kebenaran tentang foto dan pesta malam itu.

Penghargaan 'Seumur Hidup'
Hal yang juga menarik perhatian dari Piala Citra 2021 adalah diberikannya Penghargaan Seumur Hidup bagi aktris senior Jajang C Noer. Perempuan bernama asli Lidia Djunita Pamontjak ini dinilai pantas diganjar penghargaan tersebut karena dedikasinya yang luar biasa di perfilman tanah air.

Dalam pidato kemenangannya, Jajang mengatakan bahwa penghargaan ini sangat logis diberikan kepada dirinya. Jajang kemudian mendedikasikan penghargaan ini untuk kedua anaknya yakni Nazyra C Noer dan Marah Laut Noer, yang selalu memberikan dukungan kepada dia. Utamanya, setelah suaminya Arifin C Noer tiada.

“Suatu penghargaan yang sangat logis, di tengah bangsa Indonesia yang kadang-kadang tidak logis,” seloroh Jajang.

“Saya juga ingin berterima kasih kepada kepada dua menantunya yang tidak pernah melarang anak-anaknya untuk membahagiakan ibunya,” kata Jajang.

 

Aktris senior Jajang C. Noer berpose usai meraih penghargaan khusus Festival Film Indonesia 2021 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (10/11/2021). Penghargaan itu diberikan kepada Jajang atas pengabdian dan kerja kerasnya di dunia perfilman Indonesia. - (ANTARA/Aditya Pradana Putra)
 

Tak lupa, Jajang juga mendedikasikan piala citranya untuk mendiang suaminya Arifin C Noer. Menurutnya, Arifin telah banyak berjasa dan memberikan pembelajaran dari dulu sampai detik ini. Karier Jajang sebagai aktris film yang dimulai sejak tahun 1970 membentang selama enam dekade dengan berbagai prestasi gemilang. 

Dari awalnya pencatat skrip dan diikutkan di sejumlah film, ia akhirnya mendapat peran di film “Bibir Mer” (1992) yang mengantarkannya meraih Piala Citra sebagai Pemeran Pembantu Perempuan Terbaik pada FFI 1992. Ia kembali memenangkan Piala Citra untuk kategori yang sama lewat perannya di film “Cinta Tapi Beda” (2012) pada FFI 2013. Total tujuh nominasi dan dua penghargaan Festival Film Indonesia telah diraihnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler