Italia Beri Jaksa Perempuan Top Afghanistan Kewarganegaraan
Pada 2011, Deplu AS memberinya penghargaan karena berani menghadapi ancaman Taliban.
REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pemerintah Italia memberikan kewarganegaraan kepada kepala jaksa perempuan pertama Afghanistan Maria Bashir (51 tahun). Menteri Kehakiman Italia Marta Cartabia mengatakan melalui pemberian kewarganegaraan ini, Italia ingin menunjukkan dukungan kepada semua warga Afghanistan lainnya yang terus berjuang untuk kebebasan dan hak-hak mereka dengan harga tinggi.
Dikutip Al Arabiya pada Jumat (12/11), Cartabia telah menyambut Bashir yang mendarat di Italia pada 9 September. Saat menyetujui keputusan pada Rabu malam, kabinet Italia mengatakan Bashir telah bekerja erat dengan pihak berwenang Italia ketika mereka berada di Afghanistan.
Bashir berkontribusi memperkuat institusi dan secara lebih umum terhadap peraturan hukum. Bashir mengaku merasa terhormat dan berharap dapat terus bekerja untuk wanita Afghanistan dengan bantuan teman-teman di Italia.
Bashir hidup di bawah pemerintahan Taliban di tahun 90-an, yang dianggapnya sebagai masa yang sangat suram bagi perempuan. Anggapan itu disampaikannya kepada Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) pada 2010.
"Semua orang takut untuk pergi bekerja dan saya juga harus tinggal di rumah. Jadi, saya memulai sekolah rahasia di rumah, untuk gadis-gadis tetangga," kata Bashir kepada UNODC saat itu.
Italia adalah salah satu dari lima negara yang paling terlibat dalam misi NATO yang dipimpin Amerika Serikat di Afghanistan bersama dengan Jerman, Inggris, dan Turki. Pada awal September, Roma mengatakan telah mengevakuasi hampir 5.000 warga Afghanistan setelah pengambilalihan Taliban.
Bashir dievakuasi pada September setelah Amerika Serikat menarik pasukan terakhirnya pada 30 Agustus. Sebagai kepala jaksa di provinsi barat Herat sejak 2009, Bashir telah memerangi korupsi, kekerasan terhadap perempuan, dan pernikahan anak.
Pada 2011, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memberinya penghargaan karena menunjukkan keberanian dalam menghadapi ancaman Taliban. Selain itu, pada tahun yang sama, majalah Time memasukkan Bashir dalam daftar 100 orang paling berpengaruh.
From left are