Pasangan Israel Ditahan Usai Potret Istana Erdogan

Israel menegaskan bahwa pasangan yang potret Istana Erdogan bukanlah mata-mata.

EPA-EFE/ETTORE FERRARI
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan .
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pengadilan Turki memutuskan memperpanjang penahanan pasangan Israel, Natali dan Mordy Oaknin atas tuduhan mata-mata karena memotret istana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Pasangan tersebut dan satu warga Turki yang bersama mereka menghadapi tuduhan spionase politik atau militer.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett telah terlibat langsung dalam masalah ini. Namun menurut sumber diplomatik, dia tetap terkesan tenang agar tidak mengubah masalah ini menjadi krisis.

Seperti dilansir laman Jerusalem Post, Ahad (14/11), Kedutaan Israel di Ankara dan konsulat jenderal Israel di Istanbul telah bekerja dalam beberapa hari terakhir untuk mencoba mengamankan pembebasan keluarga Oaknin. Pihak Israel meminta pihak berwenang Turki untuk mengizinkan kunjungan darurat.

Menteri Luar Negeri Yair Israel Lapid dan Presiden Isaac Herzog juga dikabarkan telah menelepon keluarga Oaknin di Israel untuk meyakinkan mereka. Keduanya menekankan  bahwa Natali dan Mordy Oaknin tidak bekerja untuk agen Israel mana pun. Sedangkan presiden meyakinkan keluarganya tentang ketidakbersalahan pasangan itu.

Keluarga Oaknin mengambil foto istana Erdogan saat berada di Menara Camilca, sebuah menara televisi yang dibuka awal tahun ini dan merupakan yang tertinggi di Eropa. Seorang pelayan mendengar mereka membicarakannya dan melaporkan ke polisi.

Pasangan itu ditangkap awal pekan ini. Pengadilan memutuskan pada Sabtu bahwa mereka harus tetap di penjara sampai persidangan mereka. Di Turki pengadilan tidak akan berlangsung setidaknya selama 20 hari untuk memungkinkan penuntut mempersiapkan kasusnya.

Langkah menuju tuduhan mata-mata terhadap Oaknin memicu spekulasi luas di media Ibrani bahwa pemerintah Erdogan dapat menggunakan kasus mereka untuk alasan politik. Selanjutnya kasus ini pun dinilai bakal memperburuk hubungan antara Yerusalem dan Ankara yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade.

Keluarga Oaknin ditangkap sekitar sebulan setelah Turki menangkap 15 orang yang diduga mata-mata Mossad. Namun sumber-sumber Israel membantah tuduhan itu. Turki dan Israel secara teknis mempertahankan hubungan diplomatik, tetapi keduanya memiliki hubungan tegang selama sebagian besar dekade terakhir sejak IHH (Yayasan Bantuan Kemanusiaan) yang terkait dengan Erdogan mengirim kapal Mavi Marmara untuk menghancurkan blokade laut militer Israel (IDF) di Gaza. Komando angkatan laut IDF menghentikan kapal dan menewaskan sembilan aktivis.

Erdogan secara terbuka memusuhi Israel. Dia juga mendukung Hamas dan dianggap mendanai organisasi anti-Israel di Yerusalem timur.

Meski demikian, awal tahun ini, Herzog dan Erdogan berbicara di telepon selama 40 menit. Itu merupakan panggilan pertama antara presiden Turki dan seorang pejabat Israel sejak 2017. Para pemimpin menekankan pentingnya hubungan Israel-Turki untuk keamanan dan stabilitas di kawasan itu serta melanjutkan perdagangan antara kedua negara.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler