Banjir di Kotawaringin Timur Meluas, Rendam 22 Desa

Hingga pukul 18.00 WIB, banjir meluas menjadi delapan kecamatan di Kotim.

Antara/Chalisa
Warga menaiki perahu bermesin saat banjir terjadi di permukiman Desa Mentaya Hulu, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Kamis (7/10/2021). Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) setempat sebanyak enam kecamatan atau 1.256 rumah dari 35 desa di Kotawaringin Timur terdampak banjir luapan Sungai Mentaya yang disebabkan intensitas hujan tinggi dalam seminggu terakhir.
Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Intensitas hujan yang meningkat membuat banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terus meluas sudah merendam 22 desa yang tersebar di delapan kecamatan. "Laporan dan hasil pemantauan kami, banjir di beberapa lokasi memang ada kenaikan. Kami mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi ini," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Rihel di Sampit, Ahad (14/11).

Baca Juga


Hingga pukul 18.00 WIB, laporan yang dihimpun BPBD menyebutkan banjir meluas menjadi delapan kecamatan yaitu Tualan Hulu, Mentaya Hulu, Cempaga Hulu, Kota Besi, Parenggean, Mentawa Baru Ketapang, Baamang dan Cempaga. Laporan terbaru kondisi banjir yaitu dari Kecamatan Mentaya Hulu dan Kota Besi.

Banjir telah merendam 22 desa dan menyebabkan 576 kepala keluarga terdampak banjir. Banjir terjadi sejak Selasa (9/11) lalu ini sudah merendam puluhan rumah, serta dua bangunan sekolah. Banjir terparah terjadi di Kecamatan Cempaga Hulu yang melanda sembilan desa. 

Tercatat, 277 keluarga terdampak banjir di kecamatan itu. Dua desa paling parah dilanda banjir di Kecamatan Cempaga Hulu yaitu Tumbang Koling dan Sudan. 

Ketinggian air bahkan mencapai satu hingga dua meter di atas jalan desa setempat sehingga membuat aktivitas masyarakat sangat terganggu. BPBD terus berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa untuk terus memantau perkembangan banjir ini. Keselamatan masyarakat menjadi prioritas dalam penanganan di lapangan.

Pemerintah kecamatan dan desa juga diminta segera menyampaikan data resmi kondisi warga yang menjadi korban banjir. Data ini sangat dibutuhkan sebagai bahan pengambilan kebijakan, termasuk jika dibutuhkan penyaluran bantuan.

"Koordinasi akan terus kami tingkatkan, selain tim kami juga turun langsung ke sejumlah lokasi banjir. Mudah-mudahan saja banjir ini segera surut," kataRihel.

Sementara itu, banjir dikhawatirkan masih akan terus meluas karena intensitas hujan masih tinggi. Seperti di Kota Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang, hujan deras terjadi beberapa kali pada Minggu siang hingga malam.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler