Laba Bersih PGN Meningkat 437 Persen per September 2021

Laba PGN dicapai berkat perolehan pendapatan Rp 32,04 triliun.

Antara/Aditya Pradana Putra
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Muhamad Haryo Yunianto (kanan). PGN berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 286 juta dolar AS atau setara Rp 4,07 triliun (kurs Rp 14.243 per dolar AS) per September 2021.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Subholding Gas Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Muhammad Haryo Yunianto mengatakan perusahaan terus memperkuat posisinya di industri. Salah satunya, dengan melakukan konsolidasi industri gas bumi nasional melalui berbagai kegiatan untuk mencapai target 23 persen bauran energi dalam negeri dan menjadi pilihan utama dalam masa transisi energi sesuai peta jalan pemerintah serta merupakan upaya PGN dalam menggerakkan perekonomian nasional melalui pemenuhan layanan gas bumi.

Baca Juga


Sebagai motor industri gas dalam negeri, ucap Haryo, PGN berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 286 juta dolar AS atau setara Rp 4,07 triliun (kurs Rp 14.243 per dolar AS) per September 2021. "Angka tersebut meroket 437 persen dibandingkan periode sama tahun lalu atau year on year (yoy)," ujar Haryo dalam public expose di Jakarta, Rabu (17/11).

Haryo menyampaikan kinerja tersebut diperoleh dari pendapatan sebesar 2,25 miliar dolar AS atau Rp 32,04 triliun. Sedangkan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation (EBITDA) di periode yang sama mencapai 618 juta dolar AS atau Rp 8,8 triliun.

Kata Haryo, PGN berusaha mengoptimalkan setiap peluang agar gas bumi dapat menjadi energi bagi pemulihan ekonomi Indonesia dengan layanan sesuai kebutuhan pasar, komitmen safety, reliable, dan terus beradaptasi dengan kondisi bisnis yang dinamis.

"Kami juga bersyukur tren perbaikan kinerja PGN sangat positif. Inilah yang menjadi fokus perusahaan saat ini dan ke depan," kata Haryo.

Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz mengatakan dengan penguasaan pasar sebesar 92 persen pangsa pasar niaga gas tanah air, Pertamina sebagai Holding BUMN Energi mengandalkan Subholding Gas Pertamina untuk membangun jaringan gas pipa tersebut. 

"Untuk mencapai target 2021, Subholding Gas memiliki tujuh kebijakan strategis sepanjang 2021," ucap Faris.

Faris meyakini dengan tujuh kebijakan strategis, bisnis PGN dapat berjalan baik yang tercermin dari kinerja operasional dengan tren positif. 

"Subholding Gas Grup berhasil mencatatkan volume niaga gas selama periode Januari-September 2021 sebesar 873 BBTUD dan naik jika dibandingkan volume niaga gas Triwulan III 2020 sebesar 812 BBTUD (yoy). Untuk volume transmisi pada periode yang sama pada 2021 sebesar 1.238 MMSCFD,"  lanjut Faris.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PGN Fadjar Harianto Widodo mengatakan perusahaan juga mencetak volume upstream sebesar 6,46 MMBOE di bisnis Lifting Migas yang tumbuh dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 5,3 MMBOE. 

Hal ini karena adanya perbaikan kegiatan operasional dan keberhasilan aktivitas pengeboran dan eklsplorasi yang berdampak positif pada peningkatan volume lifting migas, terutama dari Blok Pangkah, Muriah, Ketapang dan Muara Bakau. 

"Kenaikan pendapatan terutama dikontribusikan dari meningkatnya kontribusi dari bisnis segmen upstream," kata Fadjar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler