Strategi Perawatan Bayi Prematur

Bayi disebut lahir prematur lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.

EPA
Bayi prematur di dalam inkubator. Bayi prematur perlu mendapatkan perawatan untuk mengawal tumbuh kembangnya.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dokter spesialis anak konsultan neonatologi, Putri Maharani, mengungkapkan, bayi yang lahir prematur mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim. Itu terjadi akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya, seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaan.

Di samping itu, bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu biasanya memiliki berat badan lahir rendah (BBLR). Karena itu, upaya untuk meminimalisasi dampak negatif selama perawatan fokusnya adalah menjaganya berada dalam kondisi yang optimal.

Baca Juga


"Jaga bayi prematur dengan memperhatikan tumbuh dan kembang, dengan menerapkan developmental care," kata Putri dalam acara Webinar - Tantangan dan Penanganan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur, Rabu (17/10).

Putri menjelaskan, prinsip developmental care meliputi keterlibatan keluarga, meminimalkan stres, dan mengoptimalkan pemberian air susu ibu (ASI) sebagai nutrisi yang terbaik bagi bayi. Selain itu, bayi yang lahir kurang bulan perlu pemantauan berkala, perawatan, dan penanganan khusus untuk mengawal tumbuh kembang.

Putri mengatakan, faktor kenyamanan dapat menurunkan metabolisme tubuh yang pada akhirnya dapat meningkatkan saturasi oksigen. Anak lahir prematur yang mendapatkan intervensi kenyamanan yang kondusif dapat memaksimalkan energi yang dimiliki untuk mendukung tumbuh kembangnya.

Dengan begitu, bayi prematur lebih cepat dalam mencapai kondisi kesehatan yang optimal. Putri menjelaskan, faktor kenyamanan dapat dilakukan dengan membangun ikatan yang kuat (bonding) antara orang tua dan si kecil, dan mempertahankannya sesuai usia pertumbuhan anak.

"Stimulasi sejak dini merupakan salah satu faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak baru lahir," ujar Putri.

Stimulasi dapat merangsang hubungan antarsel otak (sinaps). Sering memberikan rangsangan dapat menguatkan hubungan sinaps.

Variasi rangsangan akan membentuk hubungan yang semakin luas dan kompleks, sehingga menstimulasi terbentuknya multiple intelligence. Pemberian stimulasi harus diimbangi dengan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang oleh tenaga medis dan orang tua.

"Hal ini dapat membantu menemukan penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga intervensi atau rencana tindakan akan lebih mudah dilakukan," kata Putri.

Baca juga : 8 Artis Korea Beragama Islam, Ada yang Diawali dengan Seruan Azan

Rekor dunia

Seorang balita dari Alabama, Amerika Serikat, telah dinobatkan sebagai bayi paling prematur di dunia yang bisa bertahan hidup. Anak laki-laki bernama Curtis Means itu terlahir dengan bobot kurang dari 500 gram saat ibunya baru hamil 21 minggu.

Normalnya, kehamilan berlangsung selama 40 minggu. Bayi akan disebut berat badan lahir rendah jika terlahir dengan bobot kurang dari 2,5 kg.

Guinness World Records dan UAB Hospital mengumumkan bahwa Curtis yang beratnya hanya 420 gram saat lahir, membuat rekor baru. Lahir prematur pada 5 Juli 2020 dengan saudara kembarnya yang tidak terselamatkan, Curtis kini sehat dan berusia 16 bulan.

Dr Brian Sims selaku dokter yang merawat Curtis mengungkap bahwa secara statistik, harapan hidup baby Curtis sangatlah rendah, bahkan hampir tidak ada. Namun, Curtis mengalahkan kemungkinan tersebut.

"Dalam situasi kelahiran prematur, kami biasanya menyarankan untuk merawatnya dengan penuh kasih. Orang tua harus banyak memiliki quality time bersama buah hati," kata Sims dalam sebuah pernyataan dari University of Alabama di Birmingham, seperti dilansir NBC, Kamis (11/11).

Baca juga : Asam Palmitat di Minyak Sawit Dorong Penyebaran Kanker

Nyawa bayi yang lahir pada usia 22 minggu kini kemungkinan bisa diselamatkan. Kabar baik itu merupakan rekomendasi terbaru dalam praktik perawatan neonatal.

Selama ini, hanya bayi yang lahir pada usia 23 minggu atau lebih yang diberikan perawatan untuk menyelamatkan hidup mereka. Kini ada bukti bahwa mereka yang lahir lebih awal dapat bertahan hidup, meskipun hanya dalam jumlah kecil, menurut Asosiasi Perinatal Medicine Inggris (BAPM).

Dilansir BBC, Kamis (24/10), sebagian besar bayi prematur akan meninggal, tetapi sepertiga dapat bertahan hidup di mana pengobatan mungkin dilakukan. Prof Dominic Wilkinson, seorang konsultan neonatologi yang membantu menyusun pedoman, mengatakan bahwa sejak pedoman sebelumnya diterbitkan, kemajuan dalam perawatan berarti para dokter berusaha menyelamatkan hidup beberapa bayi yang lahir pada usia 22 minggu.

Kelangsungan hidup untuk bayi yang lahir sebelum 22 minggu tidak dianggap mungkin karena parunya tidak cukup berkembang. Namun, teknik ventilasi dan pencegahan infeksi pada bayi yang sangat prematur telah mengalami peningkatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler