PKB Enggan Lamar Ganjar Jika tak Diusung PDIP

Belum ada tokoh yang elektabilitasnya mencapai 30 persen.

dok. Istimewa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam rapat paripurna dengan agenda pembentukan susunan perangkat daerah, yang dilaksanakan di gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah, Kamis (16/9).
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid menanggapi tingginya elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo, tapi belum ada tanda bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan mengusungnya. Jika memang tak diusung, pihaknya juga dipastikan tak akan meminang Ganjar untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.


"Kalau dia enggak punya partai masak kita yang melamar, dia yang melamar ke kita, begitu caranya," ujar Jazilul di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (22/11).

Kemudian, ia menyoroti elektabilitas Ganjar dalam banyak hasil survei yang selalu menempati posisi tiga besar. Namun hal itu disebutnya belum menggambarkan kemenangannya, karena belum ada tokoh yang elektabilitasnya mencapai 30 persen.

"Artinya belum ada yang dominan, termasuk Pak Ganjar, sekarang ya biasalah Pak Ganjar di-framing seakan-akan memang beliau yang paling ini (tinggi), tetapi partainya (yang mengusung) kan belum ada," ujar Jazilul.

Di samping itu, ia mengatakan bahwa mayoritas kadernya ingin mengusung Abdul Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden (capres) di 2024. Terkait koalisi, ia menegaskan bahwa PKB tak akan bekerja sama dengan pihak yang kalah.

"Harus memasangkan calonnya siapa, agendanya apa, kemungkinan menangnya seperti apa, yang jelas PKB tidak mau berkoalisi dengan yang kalah," ujar Jazilul.

PKB, kata Jazilul, juga tak mengkhawatirkan adanya pertemuan antara elite-elite partai politik. Termasuk pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Jadi tentu tetap berkomunikasi tapi untuk 2024, mungkin beda cara komunikasinya," ujar Jazilul.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler