Bos Instagram Dipanggil di Kongres Soal Dampak Bagi Remaja

Instagram ditengarai berdampak buruk terhadap kesehatan mental remaja.

pexels
Instagram. Facebook Frances Haugen membocorkan laporan internal Facebook ke Wall Street Journal awal tahun ini bahwa Instagram memengaruhi mental remaja.
Rep: Meiliza Laveda Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala Instagram Adam Mosseri akan bersaksi di depan Kongres untuk pertama kalinya bulan depan. Kesaksian Mosseri pada Desember nanti mengikuti pengawasan berbulan-bulan dari anggota parlemen Senat yang khawatir tentang Facebook dapat membahayakan kesehatan mental pengguna muda.

Baca Juga


Sejak whistleblower Facebook Frances Haugen membocorkan laporan internal Facebook ke Wall Street Journal awal tahun ini, para senator telah mengadakan serangkaian sesi pemeriksaan tentang bagaimana produk seperti Instagram dapat mendorong perilaku melukai diri sendiri pada remaja, terutama pada wanita muda.

Subkomite perlindungan konsumen Komite Perdagangan Senat mengadakan sidang pertama dalam seri ini pada bulan September yang dihadiri Kepala Keamanan Global Facebook Antigone Davis. Menanggapi pemberitaan Journal pada saat itu, Davis membantah bahwa Instagram berbahaya.

Senator Richard Blumenthal meminta CEO Facebook Mark Zuckerberg untuk hadir di hadapan komite dan mengklarifikasi permasalahan ini. Dalam surat selanjutnya, Blumenthal juga menyampaikan undangan kepada Mosseri.

“Orang tua di seluruh AS sangat terganggu karena laporan Instagram dapat menyebabkan penyakit mental pada remaja dan anak-anak. Orang tua memiliki hak untuk mengetahui kebenaran tentang keamanan Instagram,” ujar dia.

Dilansir The Verge, Kamis (25/11), Blumenthal telah berjanji untuk menyetujui peraturan keselamatan anak daring baru melalui undang-undang sehubungan dengan laporan ini. Komite telah memperkenalkan undang-undang yang akan menempatkan batasan baru pada desain platform dan jenis konten yang ditargetkan untuk anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Senator Josh Hawley juga telah mengeluarkan undang-undang yang memungkinkan orang tua untuk menuntut perusahaan teknologi yang terbukti menyebabkan cedera fisik atau mental pada anak-anak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler