Polisi Ancam Jemput Paksa Koordinator Demo Pemuda Pancasila
Polisi akan menjemput paksa apabila koordinator demo ormas PP tak penuhi panggilan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Endra Zulpan menegaskan pihaknya segera memanggil koordinator aksi unjuk rasa organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila (PP). Aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh itu digelar di depan gedung parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (25/11) kemarin.
"Kami akan panggil segera sudah dijadwalkan penyidik apabila enggak hadir akan dilakukan penjemputan," tegas Zulpan di Mapolda Metro Jakarta Selatan, Jumat (26/11).
Aksi unjuk rasa yang diikuti ratusan anggota ormas PP itu memakan korban. Perwira menengah (pamen), Kabag Ops Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Karosekali mengalami luka di bagian kepala usai dikeroyok sejumlah anggota ormas PP. Bahkan, Karosekali harus dilarikan ke rumah sakit Polri dan mendapatkan beberapa jahitan di kepalanya.
Dalam kasus pengeroyokan AKBP Karosekali, penyidik Polda Metro Jaya telah menetapkan satu orang anggota ormas PP berinisial RC. Tersangka terancam terancam Pasal 170 KUHP tentang tindak pidana secara bersama-sama dimuka umum melakukan kekerasan terhadap orang atau barang. RC diduga melakukan penyerangan terhadap Karosekali saat kejadian.
"Pemukulan satu orang tersangka karena pukul Kabag Ops Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Karosekali. Tersangka pemukulan sedang diperiksa intensif, (pasal) 170 KUHP," kata Zulpan.
Akibat luka yang dialaminya, Karosekali sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk mendapat perawat medis. Menurut Zulpan, luka di kepalanya bukan karena sabetan senjata tajam tapi karena pemukulan di bagian kepala hingga berdarah dan robek. Saat ini korban masih dalam masa pemulihan di rumah sakit Polri Kramatjati, di Jakarta Timur.
Menurut Zulpan, saat ini penyidik Polda Metro Jaya terus mengembangkan kasus pengeroyokan anggota polisi untuk menemukan tersangka lainnya. Sebab jika dari rekaman yang ada, tidak menutup kemungkinan ada beberapa orang yang turut menyerang korban. Insiden pengeroyokan itu terjadi saat korban turut mengamankan aksi unjuk rasa ormas PP tersebut.
"Enggak tutup kemungkinan akan ada tsk lain karena dari rekaman yang kami miliki hasil kejadian di lapangan saat terjadi pemukulan anggota PMJ itu dilakukan tak sendiri dari tersangka yang kami tahan," ungkap Zulpan.
Kondisi AKBP Karosekali dikabarkan sudah berangsur membaik. Korban mengalami luka yang cukup serius di bagian kepala usai diserang oknum anggota ormas PP.
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengatakan Karosekali sempat alami luka hematoma karena pukulan benda tumpul di bagian kepala. Korban juga disebut mendapat luka-luka pada punggung.
"Nyeri pada pinggang kiri, akibat tendangan berkali-kali," ujar Sambodo dalam keterangannya Jumat (26/11).
Meski kondisi Karosekali sudah stabil, tapi masih harus jalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Kramat Jati hingga beberapa hari kedepan. Mengingat, yang bersangkutan juga mendapatkan beberapa jahitan di kepalanya.
Ketua Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila, Razman Nasution menegaskan, aksi unjuk rasa di depan gedung parlemen, Kamis (25/11) merupakan aksi damai. Sedangkan insiden pengeroyokan terhadap salah satu anggota polisi, disebutnya, spontanitas.
"Kami tidak punya maksud mengganggu kepolisian, itu pasti spontanitas dan mungkin di luar apa yang sudah direncanakan," ujar Razman saat dihubungi, Kamis (25/11).
Razman melanjutkan, jika aksi pengeroyokan itu dlakukan secara personal, berarti menjadi tanggungjawab sendiri. Namun, pihaknya juga tidak serta merta melepas tanggung jawab. Karena itu pihaknya bakal memberikan pendampingan hukum sampai ke pengadilan.
Hanya saja dia harus memastikan apakah anggotanya yang ditangkap benar-benar kader ormas PP. "Sebentar dulu, punya KTA kan belum tentu asli, ada barcode-nya, jadi kita akan lihat, tetapi apapun namanya kalau itu terjadi kekerasan maka kita tidak menyepakati kekerasan itu dan kita setuju dilakukan proses hukum," tegas Razman.
Selain itu, Razman juga menyampaikan, pihaknya meminta maaf terkait pengeroyokan terhadap seorang perwira polisi di depan gedung parlemen, Senayan, Jakarta. Kata dia, ormas PP telah melakukan koordinasi dengan Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran dan juga Direktorat Intelijen Keamanan (Ditintelkam).
"Sudah komunikasi dengan pak Kapolda dan pak Kapolda sudah kirim video, kita punya video, nanti kita bersama-sama. Apakah sembilan orang ini dianggap pelaku ini memang kader PP? Silakan proses hukum, kami sudah preskon, sudah sampaikan permohonan maaf," ungkap Razman.