Benarkah Bayi Sudah Menangis Sejak di Dalam Rahim?

Sains membuktikan ekspresi bayi menangis sejak masih di dalam kandungan.

Pixabay
Sains membuktikan ekspresi bayi menangis sejak masih di dalam kandungan.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga


Oleh: Rahma Sulistya

Biasanya pada trimester kedua, ibu hamil bisa merasakan tendangan, putaran, bahkan cegukan. Tetapi, apakah mungkin bayi juga sudah mulai menangis saat dalam kandungan?

Meskipun tangisan bayi dalam rahim tidak terasa, tetapi sebuah penelitian menunjukkan bahwa bayi sudah mulai belajar menangis sebelum menghirup napas pertama mereka. Teknologi ultrasound memungkinkan ibu hamil untuk mengintip ke dalam rahim dan mengamati janin saat masih berkembang.

Sebuah video juga telah diterbitkan dalam jurnal Archives of Disease in Childhood – Fetal and Neonatal Edition menunjukkan bahwa janin berusia 33 weeks yang membuat ekspresi wajah seperti menangis. Setelah para peneliti memberi janin itu getaran dan stimulasi kebisingan, janin membuka rahangnya lebar-lebar, melipat dagunya, dan mengeluarkan tiga napas besar berturut-turut saat dadanya naik dan kepalanya dimiringkan ke belakang, diakhiri dengan dagu bergetar.

Gerakan itu semua terlihat pada 10 janin (sekitar enam persen dari total jumlah bayi yang dipindai). Jadi, apakah mereka menangis di dalam rahim? Itu tergantung pada bagaimana kita mendefinisikan tangisan.

"Jika kita menggunakan definisi 'teriakan keras yang tidak jelas dalam mengekspresikan emosi yang kuat', maka kita bisa mengatakan bahwa bayi tidak menangis di dalam rahim," ungkap seorang psikolog perkembangan di Universitas Durham Inggris, Nadja Reissland, kepada Live Science, dilansir dari sciencealert, Senin (29/11).

Dengan kata lain, di dalam kantung ketuban yang berisi cairan, janin tidak bisa menarik napas panjang untuk mengisi paru-paru mereka dan menggetarkan pita suara dengan udara untuk mulai menangis. Tim Reissland telah menganalisis perkembangan ekspresi wajah janin dalam rahim dengan mengamati pergerakan janin pada trimester kedua dan ketiga melalui pencitraan ultrasound 4D (film 3D dari gerakan janin).

Ekspresi wajah ini termasuk 'cry-face-gestalt' dan 'laughter-gestalt'. Hal ini didefinisikan Reissland dan rekannya dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One pada 2011. Ekspresi wajah awal ini berkembang sekitar 24 hingga 35 weeks, dan kompleksitasnya meningkat seiring dengan usia kehamilan. 

“Gerakan ini terlalu halus untuk dirasakan oleh ibu hamil,” kata Reissland.

 

Tetapi, janin tampaknya sudah berlatih gerakan wajah menangis sebelum lahir. Itu untuk mempersiapkan janin ketika menarik napas pertama dan mengeluarkan tangisan pertamanya. Jadi, apakah mereka menggetarkan pita suara dan mencoba membuat suara di dalam rahim? Ini masih belum diketahui. Bahkan, jika mereka berhasil membuat gelombang suara dalam cairan, kemungkinan tidak akan cukup kuat untuk dirasakan ibu.

“Ekspresi wajah memainkan peran penting dalam ikatan dan komunikasi pascakelahiran antara orang tua dan anak,” kata Reissland.

Gestalt wajah ini dapat bertindak sebagai semacam uji coba untuk otot-otot wajah. Latihan di dalam rahim dapat membantu bayi terikat dengan orang lain begitu mereka lahir. Tujuan Reissland dalam mempelajari ekspresi wajah ini, adalah untuk membantu para peneliti mengembangkan alat yang berguna untuk mengidentifikasi gangguan perkembangan dan masalah kesehatan lainnya di dalam rahim.

Janin dengan masalah perkembangan atau kesehatan mungkin tidak menunjukkan ekspresi wajah ini, pada saat yang sama dengan janin yang sehat. Bayi tidak tersenyum ‘secara sosial’ sampai sekitar usia delapan pekan, dan tawa bayi yang berharga itu baru muncul sekitar empat hingga enam bulan. Namun, wajah mereka mengembangkan kemampuan ini beberapa pekan sebelum lahir.

Janin juga tidak mengeluarkan air mata saat menangis sampai usia mereka sekitar empat pekan. Mereka harus menyiapkan saluran air mata yang cukup matang untuk membentuk tetesan air mata.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler