Ancaman Varian Omicron dan Optimisme Pemulihan Ekonomi

Kewaspadaan akan mampu membawa ekonomi Indonesia ke dalam pertumbuhan 3,5-4 persen.

Infografis Republika.co.id
Dunia Khawatirkan Varian Omicron
Rep: Novita Intan/Haura Hafizhah Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah optimis pemulihan ekonomi dalam negeri akan terakselerasi. Hal ini seiring Indonesia telah berhasil melewati dua momen puncak kasus Covid-19.


Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Indonesia mengalami dua momen puncak kasus Covid-19 yakni pada awal 2021 sebagai dampak libur Natal dan Tahun Baru 2020. Serta Juli sampai Agustus 2021, sebagai dampak kemunculan varian Delta.

“Keberhasilan Indonesia dalam melewati puncak kasus Covid-19 merupakan sebuah pencapaian tersendiri mengingat hingga kini masih terdapat beberapa negara yang berusaha keluar dari puncak kasus,” ujarnya saat webinar 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021, Selasa (30/11).

Namun, Sri Mulyani mewaspadai, pengaruh varian baru Covid-19 yaitu Omicron yang berasal dari Afrika Selatan terhadap pemulihan Indonesia. Hal ini mengingat telah mulai menyebar ke beberapa negara baik sejumlah negara barat maupun Asia. 

“Kami sangat waspada dan mencermati apa yang sedang terjadi berbagai belahan dunia termasuk meningkatnya kasus atau mutasi Omicron,” ucapnya.

Dia berharap, kewaspadaan pemerintah akan mampu membawa ekonomi Indonesia ke dalam pertumbuhan 3,5 persen sampai empat persen pada tahun ini. Sri Mulyani juga memastikan, kebijakan fiskal akan mendukung pemulihan ekonomi pada tahun depan karena masih adanya ketidakpastian pada perkembangan Covid-19.

Pemerintah Indonesia juga melaksanakan reformasi struktural. Hal ini, karena dinilai akan menciptakan pemulihan yang lebih cepat dengan pertumbuhan yang lebih baik dan berkelanjutan.

“Masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti meningkatkan daya saing, kualitas sumber daya manusia (SDM) serta produktivitas dan inovasi. Segala upaya yang dilakukan pemerintah dalam penyederhanaan iklim investasi, birokratisasi yang mendalam serta penyederhanaan regulasi juga sangat-sangat-sangat relevan,” ucapnya. 

 

Harus siap hadapi Omicron 

Sementara Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia harus lebih siap menghadapi varian baru Covid-19 yaitu Omicron. Dalam hal ini, tetap waspada dan memantau perkembangan varian baru tersebut. 

"Tantangan munculnya varian baru dari Covid-19 yang mulai melanda beberapa negara juga patut menjadi ancaman. Berbekal pengalaman menghadapi varian Delta sebelumnya, Indonesia harus lebih siap," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (30/11).

Muhadjir mengatakan, Indonesia sudah punya pengalaman dalam menghadapi varian Delta. Dengan adanya varian Delta itu juga banyak hikmahnya. Misalnya, sekarang kondisi fasilitas kesehatan sangat bagus, ketersediaan oksigen sangat baik dan tenaga medis juga lebih siap. 

"Jadi, banyak hikmah yang kami petik juga dari wabah,” kata dia.

Dikatakannya, berdasarkan survei Kemendagri, rata-rata tingkat imunitas masyarakat sudah sangat tinggi mencapai 90 persen terutama di kota-kota besar. Artinya, masyarakat sudah cukup kebal menghadapi Covid-19.

 

“Tetapi memang yang kami khawatirkan kalau varian baru ini nanti bisa menghabisi kekebalan-kekebalan yang sudah didapat itu. Ini yang kami waspadai. Pak Presiden sudah menugaskan khusus ke Pak Menkes untuk betul-betul memantau varian baru ini bahkan meminta agar di update per hari," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler