Hingga Kini tak Ada Tanda Kenaikan Kasus Omicron di Inggris
Inggris terus memperluas 'booster' antisipasi varian Omicron.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepala Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) Jenny Harries pada Selasa (30/11) mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ada tanda-tanda lonjakan kasus COVID-19 varian Omicron. Ia juga menyebutkan tidak ada penambahan proporsi tes yang berbeda dari Delta.
Menurut Harries, ada lima kasus COVID-19 varian Omicron yang dikonfirmasi di Inggris dan 10 kasus 'yang sangat berpotensi'. Namun, tidak ada sinyal peningkatan dalam 'kegagalan target gen-S' pada tes PCR di Inggris, yang menjadi karakteristik Omicron.
"Segera di seluruh negeri kami memperhatikan kegagalan gen S, yang merupakan semacam langkah proksi," kata Harries kepada radio BBC, mengutip reuters, Selasa.
Kasus kegagalan target gen-S kemudian dapat diprioritaskan untuk pengurutan genom secara menyeluruh. "Kami tidak menjumpai lonjakan yang signifikan dari kasus normal 1 dalam 1000 yang biasanya kami alami. Sehingga kami tidak melihat lonjakan itu saat ini," jelasnya.
Sementara itu, Inggris akan merilis panduan baru untuk memperluas dan mempercepat vaksinasi Covid-19 dosis booster. Langkah itu diambil setelah negara tersebut menemukan kasus varian Omicron.
The Joint Committee on Vaccination and immunization sudah diminta mengurus dosis booster warga berusia di bawah 40 tahun. Komite itu pun diminta mengurangi kesenjangan waktu pemberian vaksin antara dosis kedua dan booster. “Kami menunggu saran itu. Saya harap itu akan muncul, semoga nanti hari ini,” kata Menteri Kesehatan Junior Inggris Edward Argar saat diwawancara Sky News, Senin.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Sabtu (27/11) telah memerintahkan kembali kewajiban mengenakan masker di ruang publik, termasuk di transportasi umum. Selain itu, Johnson memerintahkan agar semua kedatangan internasional mengikuti tes polymerase chain reaction (PCR) pada akhir hari kedua mereka. Setelah itu, mereka harus menjalani masa isolasi hingga menerima hasil negatif.
Johnson mengatakan langkah-langkah pencegahan sementara itu bakal ditinjau dalam tiga pekan. Dia mencurigai memiliki kemampuan untuk menyebar sangat cepat, bahkan di antara orang-orang yang telah divaksinasi. Inggris telah mengonfirmasi penemuan dua kasus Omicron pada Sabtu pekan lalu. Kedua pasien yang terinfeksi varian tersebut sempat melakukan perjalanan ke Afrika bagian selatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan sejauh ini belum ada bukti bahwa Covid-19 varian Omicron memiliki sifat lebih menular dibandingkan varian lain. Dalam hal gejala, Omicron pun kesamaan dengan lainnya.