Terpukul Pandemi, Pasar Waralaba RI Masih Dikuasai Asing

Omzet bisnis waralaba di Indonesia mencapai sekitar Rp 54,4 miliar.

Waralaba, ilustrasi
Rep: Retno Wulandhari Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah membuat pelaku usaha bisnis waralaba atau franchise mengalami kerentanan hingga menutup sejumlah gerainya. Berdasarkan data dari Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali), jumlah pelaku bisnis waralaba yang terkenda dampak mencapai 90 persen.

Baca Juga


Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia Tri Rahardjo, mengatakan, ketika terjadi pandemi Covid-19, banyak bisnis yang mengalami penurunan baik secara pertumbuhan bisnis maupun transaksi. "Berdasarkan data, memang tahun 2020 bisnis waralaba mengalami dampak yang sangat signifikan," kata Tri, Rabu (1/12).

Tri mengungkapkan, setidaknya hanya 10 persen bisnis waralaba yang mampu bertahan selama pandemi. Bisnis yang mampu bertahan tersebut umumnya didominasi oleh sektor-sektor yang menjadi kebutuhan pokok seperti ritel khususnya bisnis mini market, air minum isi ulang serta apotek. 

Namun berdasarkan riset, menurut Tri, per November 2021 sebanyak 25 persen pelaku bisnis waralaba sudah mulai pulih ke kondisi sebelum pandemi. Pandemi Covid-19 telah mendorong pelaku bisnis melakukan inovasi dan adaptasi. Di bidang kuliner misalnya, mereka memanfaatkan berbagai layanan pesan antar sehingga bisa meningkatkan transaksi. 

Pelaku bisnis juga menerapkan layanan pesan bawa pulang atau drive thru. Tri melihat layanan ini menjadi model bisnis yang sangat tepat diterapkan karena konsumen tetap bisa belanja di tengah pandemi. Selain itu, tidak sedikit pula yang mulai memanfaatkan saluran pemasaran online. 

"Tren perubahan itu terjadi, dan pelaku usaha pun mulai melakukan adaptasi di dalam bisnisnya," tutur Tri. 

Dengan segala inovasi yang dilakukan, Tri optimistis industri bisnis waralaba akan mampu bertumbuh pada tahun depan. Di sisi lain, dukungan yang diberikan pemerintah juga membuat masyarakat lebih percaya diri untuk berbelanja, salah satunya melalui keberadaan platform Peduli Lindungi.

"Saya rasa ini menjadi angin segar bagi pelaku industri karena meningkatkan transaksi bahkan gerai-gerai sudah mulai mendekati normal. Meskipun akan ada PPKM kembali saya pikir pelaku usaha lebih siap," terangnya.

 

Potensi masih besar 

Potensi pertumbuhan bisnis waralaba dinilai masih sangat besar. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan, mengatakan hal tersebut salah satunya karena Indonesia didukung oleh pangsa pasar yang besar dan terus bertumbuh. 

Sepanjang 2021 ini, menurut Oke, peningkatan bisnis waralaba telah mencapai 3 persen meski di tengah pandemi. Setidaknya masih ada 2300 peluang bisnis waralaba yang bisa dikembangkan ke depannya. 

"Peluang untuk mengembangkan bisnis waralaba selalu terbuka. Semoga di 2022 pandemi bisa lebih dikendalikan dan ini membuka peluang untuk peningkatan lebih banyak lagi," kata Oke Rabu (1/12).

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, perkembangan bisnis waralaba masih didominasi oleh usaha di bidang makanan dan minuman dengan porsi mencapai 58,37 persen. Bidang usaha yang juga diminati yaitu ritel dengan porsi 15,31 persen, disusul jasa pendidikan nonformal sebesar 13,40 persen. 

Selanjutnya, bidang usaha waralaba yang banyak digeluti adalah jasa kecantikan dan kesehatan dengan kontribusi mencapai 6,22 persen. Kemudian jasa penatu (laundry) sebanyak 3,35 persen, dan jasa perantara perdagangan properti sebanyak 3,35 persen.

Adapun omzet bisnis waralaba mencapai sekitar Rp54,4 miliar yang terus mengalami pertumbuhan hingga 5 persen setiap tahunnya. Hingga saat ini, setidaknya terdapat 93.732 gerai waralaba yang beroperasi dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 628.622 orang.

Oke mengakui, pasar domestik saat ini masih banyak dikuasai oleh asing. Usaha waralaba asing yang masuk ke Indonesia jumlahnya lebih banyak yaitu mencapai 630, sedangkan lokal hanya sekitar 120. Meski demikian, waralaba lokal yang menembus pasar mancanegara juga sudah mulai banyak. 

"Tidak menutup kemungkinan ada brand waralaba lokal yang menembus pasar internasional. Beberapa diantaranya ada ritel seperti Alfamart hingga kuliner seperti J.Co," kata Oke. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler