Penutupan 74 Anak Cucu BUMN Dinilai Tepat
Kinerja mayoritas anak cucu BUMN terbilang buruk.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Associate Director BUMN Research Group LM UI Toto Pranoto mengatakan penutupan 74 anak dan cucu usaha BUMN merupakan langkah tepat. Toto menyebut banyak anak dan cucu perusahaan BUMN yang tidak sesuai dengan bisnis inti induk usaha.
"Akibatnya kinerja mereka sebagian besar merugi," ujar Toto kepada Republika di Jakarta, Rabu (1/12).
Toto menyampaikan, munculnya banyak anak dan cucu usaha BUMN lantaran tidak ada aturan yang jelas tentang tatacara pendirian anak dan cucu usaha BUMN dalam undang-undang BUMN nomor 19 tahun 2003. Menurut Toto, Kementerian BUMN di masa lalu kurang fokus dalam pengawasan pendirian anak dan cucu usaha BUMN.
"Akibatnya jumlah anak dan cucu berkembang sampai ratusan perusahaan, sebagian besar dari mereka kinerjanya buruk," ucap Toto.
Toto menyarankan pendirian anak dan cucu usaha BUMN diatur lebih jelas dalam pasal tersendiri dalam rencana revisi UU BUMN nomor 19 tahun 2003. Toto menilai kejelasan aturan akan memberikan rambu yang jelas tentang syarat dan kriteria bagi pendirian anak dan cucu BUMN.
"Langkah Menteri BUMN cukup tepat dengan percepatan penutupan anak dan cucu BUMN yang tidak sesuai dengan core business induknya dan bahkan posisi finansialnya merugi," kata Toto.