OPM Klaim Bunuh 10 Prajurit TNI, Kogabwilhan III: Itu Informasi Latihan
TNI membuat informasi hasil latihan di Papua, diklaim OPM hasil penyergapan di Papua.
REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Komandan Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III membantah klaim Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) perihal gugurnya 10 prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Habema saat operasi penyergapan di Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah. Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Inf Winaryo menegaskan, kabar dari OPM tersebut bersumber dari informasi yang salah.
Menurut dia, informasi yang disampaikan oleh gerombolan OPM merupakan laporan dari hasil latihan Satgas Habema. "Itu (hasil simulasi) latihan," ujar Winaryo kepada Republika di Jakarta, Rabu (12/3/2025) malam WIB.
Dia menerangkan, dalam laporan tersebut tertera jabatan struktur di organisasi TNI. "Laporan itu ditujukan kepadanya Kasi Pamlat," terang Winaryo. Kasi Pamlat adalah kepanjangan dari kepala seksi pengamanan latihan di TNI.
Menurut Winaryo, laporan tersebut dibuat mengacu mengacu pada teritorial bagian barat (WIB). Format laporan ditujukan kepada otoritas yang berada di wilayah non-Papua yang masuk bagian waktu timur (WIT). "Waktunya juga WIB," ujar Winaryo.
Dia mengatakan, pada bulan puasa Ramadhan, para prajurit TNI di Bumi Cenderawasih lebih banyak melaksanakan ibadah ketimbang melaksanakan operasi militer. Karena itu, jelas tidak ada korban sebagaimana informasi yang disebarkan OPM. "Tadarusan. Cari berkah ridho-Nya," kata Winaryo.
Laporan TPNPB-OPM
Sebelumnya TPNPB-OPM mengabarkan 10 prajurit TNI tewas dalam operasi penyergapan di salah-satu wilayah di Papua. Mereka mengeklaim, menyita 11 pucuk senjata. Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, para prajurit TNI yang tewas merupakan tim Gajah Mada 1 dari Satgas Habema.
"Telah terjadi penyergapan oleh kelompok OPM terhadap 1 Tim Gajah Mada-1 DPP Letda Inf Alpin Siagian yang sedang melaksanakan ambush di CO.48 M 753596 9276561," begitu dalam laporan yang disampaikan Sebby melalui pesan singkat kepada Republika.co.id di Jakarta, Rabu malam WIB.
Sebby menerangkan, titik lokasi penyergapan berada di pedalaman Provinsi Papua Tengah. Tetapi, karena jaringan komunikasi yang terputus di wilayah tersebut, membuat situasi terkini belum diketahui. "Wilayah penyergapan di Intan Jaya," kata Sebby.
Namun begitu, kata Sebby, jaringan TPNPB-OPM berhasil mendapatkan data informasi bersumber dari pihak TNI. Dia menyatakan, dalam laporan tersebut, kronologis kejadian penyergapan terjadi pada Senin (10/2/2025) malam WIB. "Satu tim DPP Letda Inf Alpin S berangkat ke titik ambush di CO 48 M 753596 9276561. Sebelum berangkat dilaksanakan pengecekan baik personel maupun materiil," demikian isi laporan tersebut.
Sekitar pukul 23.00, tim ambush dikabarkan sampai di titik penyergapan. "Dan Dantim menempatkan personel dititik ambush," dalam laporan tersebut.
Pada Selasa (11/2/2025), OPM dikabarkan mengetahui kabar penyergapan tersebut. "Kelompok OPM melaksanakan penyergapan terhadap tim ambush karena kedengaran mengeluarkan suara (batuk) tidak dispur sehingga OPM membuka tembakan dengan jarak dua meter dan tidak diketahui oleh tim ambush," demikian laporan tersebut.
Sekitar pukul 02.15 WIB, dikatakan Benteng 1 menyampaikan laporan adanya rentetan tembakan di posisi penyergapan. "Pukul 02.15 Benteng 1 melaporkan kepada Danpos terdengar rentetan tembakan di kedudukan ambush tim Gajah Mada 1. Kemudian Dan TK memerintahkan seluruh personel yang di TK Mamba melaksanakan stelling kedudukan," ujar Sebby.
Sekitar pukul 02.25 WIB, terjadi hilang kontak. Kemudian, komandan pos (danpos) mengubungi tim Gajah Mada 1 beberapa kali, namun tidak mendapatkan respons. Berikutnya, danpos melaporkan ke komando atas.
Selanjutnya, sekitar pukul 03.00 otoritas militer membentuk tim untuk melakukan pengecekan langsung di titik penyergapan. "Danpos membentuk tim penyisir untuk mengecek posisi tim ambush," lanjut laporan tersebut. Dan sekitar pukul 05.30 WIB, satuan pesawat nirawak pengintai diterjunkan untuk melakukan pemantauan langsung via udara.
Baca: Seskab Teddy Naik Pangkat, KSAD: Itu Kewenangan Panglima dan Saya!
"Tim drone melaksanakan pengintaian dan tim penyisiran DPP Sertu Sulung berangkat melaksanakan penyisiran di lokasi kejadian," kata laporan tersebut. Dan pada pukul 06.00 WIB diketahui 10 personel yang melakukan penyergapan dikabarkan tewas.
OPM pun menyita pucuk SS2 V4 dan satu modul peluncur granat (GLM), dua pucuk DMR, dan satu pucuk pistol. "Selanjutnya danpos memerintahkan untuk 10 korban di evakuasi menuju TK Mamba dan melaporkan kepada komandan atas," tulis laporan tersebut.