Pengidap HIV/AIDS di Depok Ada 1.244 Orang

Pemerintah memberikan kebutuhan materi, pendampingan, dan pelatihan kepada para ODHA.

ANTARA/Budi Candra Setya/wsj.
Tenaga kesehatan melakukan tes HIV atau Voluntary, Counseling and Testing (VCT) kepada seorang (ilustrasi).
Rep: Rusdy Nurdiansyah Red: Ilham Tirta

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Jumlah Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Depok, Jawa Barat selama periode 2013 hingga September 2021 sebanyak 1.244 orang. Berdasarkan rekap data statistik, pengidap HIV/AIDS itu terdiri dari 904 pria dan 340 perempuan.

"Selama periode 2013 hingga September 2021, ada 122 ODHA yang meninggal dunia yang terdiri dari 74 laki-laki dan 38 perempuan," ujar Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial Kota Depok, Sri Utomo usai menghadiri peringatan Hari AIDS Sedunia di Balai Kota Depok, Rabu (1/12).

ODHA terbanyak berada di Kecamatan Pancoran Mas, yaitu 227 orang. Urutan kedua di Kecamatan Cimanggis sebanyak 210 orang, dan Kecamatan Sukmajaya 194 orang.

"Kami sudah memberikan kebutuhan secara materi, pendampingan, dan pelatihan. Upaya kami juga dilakukan agar para warga yang terpapar HIV/AIDS dapat bersaing dengan masyarakat lain dan hidup secara layak. Ini bagian dari merangkul mereka dalam persamaan hak. Memang beberapa ada yang didiskriminasi," tuturnya.

Ia meminta warga Kota Depok tak mendiskriminasi para ODHA. Mereka harus diberikan peluang pekerjaan. Karena itu, Pemkot Depok memberikan pelatihan kepada mereka.

Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono mengatakan, penanganan HIV/AIDS tidak bisa hanya dilakukan pemerintah saja. Dalam upaya penanggulangan juga perlu kontribusi dari komunitas, pihak swasta, maupun masyarakat. "Penanganan kasus HIV/AIDS harus dengan koordinasi, sinergisitas, dan sinkronisasi dari pihak terkait agar pelaksanaannya dapat optimal," kata dia.

Baca Juga


Menurut dia, Pemkot Depok sudah memberikan fasilitas berupa pendampingan dan pelatihan kepada para ODHA. Dinas Kesehatan lewat puskesmas memberikan konseling dan pendampingan dan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (DKUM) serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) memberikan pelatihan.

"Kami juga memiliki Warga Peduli AIDS (WPA) di 11 kecamatan yang memberikan pendampingan kepada ODHA agar mereka tidak merasa terasingkan," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler