IPCN Antisipasi Dampak Ekonomi MotoGP
MotoGP akan meningkatkan permintaan kargo barang.
REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Ikatan Pengusaha Cargo Nusantara (IPCN) menyiapkan langkah antisipasi meningkatnya permintaan jasa pengiriman barang sebagai dampak ekonomi Motor Grand Prix (MotoGP) yang akan digelar di Sirkuit Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pada Maret 2022.
"Pasti akan terjadi peningkatan karena setiap orang yang mau berkunjung lama biasanya barang bawaan pribadi sangat banyak," kata Ketua IPCN Beni Syarifuddin, di sela Musyawarah Nasional IPCN, di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Kamis (2/12).
Menurut dia, peningkatan permintaan kiriman barang pakai kargo ke dalam dan luar NTB, harus diantisipasi dengan memperkuat kemampuan anggota IPCN supaya mereka layak dan mampu ketika event tersebut terjadi. "Kita harus mampu mengangkut apa pun, mengangkut mobil, motor dan berbagai produk lainnya, jadi seluruh anggota harus mampu melakukan," ujar Beni.
Agussalim Harahap, salah satu anggota IPCN, mengakui, keberadaan Sirkuit Mandalika berdampak terhadap peningkatan layanan jasa pengiriman barang pakai kargo. Hal itu terbukti pada saat digelarnya World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika, pada 19-21 November 2021.
"Ada peningkatan pengiriman barang di perusahaan saya sendiri sekitar 40-50 persen. Saya yakin, volume pengiriman barang pakai kargo pada saat WSBK hanya 10-20 persen saja dari MotoGP nanti," ucap Agussalim.
Ia mengatakan, peningkatan layanan pengiriman barang pakai kargo pada saat WSBK tidak hanya dinikmati anggota IPCN, tapi pengusaha kargo yang berada di bawah organisasi lain, termasuk pengusaha lokal. Agussalim juga meyakini, keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dengan sirkuit balap motor level internasionalnya akan menjadi magnet baru bagi pengusaha kargo di Indonesia.
Ia berharap dengan adanya sirkuit Mandalika di Lombok semua kecipratan manfaat ekonominya mulai dari UMKM pengusaha kargo dan lain-lain. "Mandalika itu punya Indonesia, otomatis pengusaha bukan di Lombok saja, tapi pengusaha di Jakarta, juga kena dampaknya karena pusatnya di Jakarta," ucap Agussalim.