Warga di Luar Radius 1 Km dari Gunung Semeru Masih Aman

Warga tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak Gunung Semeru.

Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran, Sabtu (4/12). Berdasarkan aktivitas Gunung Semeru saat ini, warga di luar radius 1 km dari puncak/kawah masih bisa beraktivitas.
Rep: Kiki Sakinah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eko Budi Lelono, merespons kepanikan warga terkait erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12). Ia mengatakan bahwa warga yang berada di luar radius 1 km dari Gunung Semeru masih aman untuk tetap tinggal di rumahnya masing-masing.

Eko mengatakan bahwa sebetulnya sudah ada peta kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Semeru sebagai acuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemerintah daerah untuk melakukan tindakan jika terjadi erupsi. Menurut Eko, tingkat aktivitas Gunung Semeru masih ditetapkan pada Level II (waspada) sejak 12 Mei 2012.

Baca Juga


Dalam status Level II tersebut, Eko mengimbau agar baik masyarakat atau pengunjung tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara. Masyarakat juga diimbau agar mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

"Untuk radius 1 km dari puncak seharusnya tidak ada aktivitas manusia, sedangkan untuk jalur yang mengarah ke Sungai Besuk Kobokan (selatan dan tenggara), sepanjang sungai ini harus bersih dari kegiatan manusia untuk menghindari awan panas guguran dan banjir lahar," kata Eko.

Aktivitas erupsi Gunung Semeru terjadi pada pukul 13.30 WIB. Erupsi berupa awan panas guguran.

"Tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm, durasi masih berlangsung. Pada saat kejadian awal visual gunung tertutup kabut. Awan panas guguran mengarah ke Besuk Kobokan," kata Eko, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Sabtu (4/12).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler