13 Warga Meninggal dan 41 Luka Bakar Akibat Erupsi Semeru
BPBD Lumajang laporkan ada dua ibu hamil alami luka usai terjadi erupsi Gunung Semeru
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanganan darurat terus dilakukan pascakejadian erupsi Gunung Semeru yang berlangsung pada Sabtu kemarin (4/12). Pendataan BPBD Lumajang menyebutkan, sebanyak 13 orang warga meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru.
"Total ada 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa tersebut. Adapun yang baru teridentifikasi dua orang berasal dari Curah Kobokan dan Kubuan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran pers, Ahad (5/12).
BPBD Kabupaten Lumajang dan tim gabungan masih meneruskan proses pencarian dan evakuasi warga yang terdampak ataupun yang diperkirakan hilang. Saat ini sebanyak 41 orang yang mengalami luka-luka, khususnya luka bakar, dan telah mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal. Mereka telah dirujuk menuju RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara.
Sementara, warga luka lainnya ditangani pada beberapa fasilitas kesehatan, yaitu 40 orang dirawat di Puskesmas Pasirian, tujuh orang di Puskesmas Candipuro, serta 10 orang lain di Puskesmas Penanggal di antaranya terdapat dua orang ibu hamil.
Tim gabungan juga berhasil melakukan evakuasi warga yang terjebak di kantor pemilik tambang. Saat ini para warga telah ditempatkan di Pos Curah Kobokan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Adapun sebaran awan panas guguran juga berdampak pada dua kecamatan, antara lain, Kecamatan Pronojiwo pada Desa Pronojiwo, Oro-oro Ombo, Sumberurip, serta Dusun Curah Kobokan di Desa Supiturang serta Kecamatan Candipuro pada Dusun Kamarkajang di Desa Sumberwuluh dan Desa Sumbermujur.
Selain itu, terdapat delapan kecamatan dan beberapa desa yang terdampak abu vulkanik meliputi Kecamatan Ampelgading di Desa Argoyuwono, Kecamatan Tirtoyudo di Desa Purwodadi dan Desa Gadungsari, Kecamatan Pagelaran di Desam Clumprit, Kecamatan Wajak di Desa Bambang, Kecamatan Kepanjen di Desa Panggungrejo dan Mojosari, Kecamatan Dampit di Kelurahan Dampit, Kecamatan Bantur di Desa Bantur dan Rejosari, Kecamatan Turen di Desa Talok.
Baca juga: Data Korban Letusan Gunung Semeru di Puskesmas Penanggal
BPBD Kabupaten Lumajang juga melaporkan terdapat 902 warga mengungsi yang tersebar di beberapa titik kecamatan, antara lain, 305 orang mengungsi di beberapa fasilitasi pendidikan dan balai desa di Kecamatan Pronojiwo dengan rincian, SDN Supiturang 04 kurang lebih 80 orang, Masjid Baitul Jadid Dusun Supiturang kurang lebih 50 orang, SDN Oro-Oro Ombo 3, kurang lebih 20 orang, SDN Oro-Oro Ombo 2 kurang lebih 35 orang, Masjid Pemukiman Dusun Kampung Renteng Desa Oro-oro Ombo kurang lebih 20 orang, Balai Desa Oro-Oro Ombo kurang lebih 40 orang, Balai Desa Sumberurip kurang lebih 25 orang, dan SDN Sumberurip 2 kurang lebih 25 orang.
Sementara sebagian masyarakat mengamankan diri di rumah keluarganya di sekitar ketinggian Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus, Desa Oro-Oro Ombo. 409 orang di lima titik balai desa di Kecamatan Candipuro. Sedangkan 188 orang mengungsi di empat titik yang terdiri dari rumah ibadah dan balai desa di Kecamatan Pasirian.
Kejadian sebaran awan panas guguran Gunung Semeru juga menyebabkan beberapa rumah warga tertutup material vulkanik serta jembatan Gladak Perak di Curah Kobokan yang menjadi akses penghubung Lumajang dan Malang terputus.
BPBD Kabupaten Lumajang menggunakan alat berat, seperti wheel loader untuk membuka akses jalan Curah Kobokan serta melakukan pendataan lanjutan terkait kerugian materiel lainnya akibat peristiwa ini.
Berdasarkan pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), saat ini Gunung Semeru masih dalam status level II atau ‘waspada.’ Adapun pemantauan kondisi udara melalui radar Accuweather Udara mencapai tingkat polusi tinggi dan berdampak negatif terhadap kelompok yang masuk dalam kategori rentan, yaitu lansia, ibu hamil, disabilitas serta anak-anak.
Pantauan secara visual juga menunjukkan awas panas guguran telah berhenti dikarenakan kondisi hujan di sekitar puncak kubah lava Gunung Semeru. BPBD terus melakukan koordinasi bersama perangkat desa setempat dan Pos Pengamat Gunung Api (PPGA) terkait pemutakhiran aktivitas Gunung Semeru.
BPBD Kabupaten Lumajang mengimbau masyarakat setempat untuk tidak melakukan aktivitas di Daerah Aliras Sungai (DAS) Mujur di Curah Kobokan dan DAS lainnya maupun beberapa tempat yang dimungkinkan menjadi tempat aliran guguran awan panas.