Klarifikasi Lengkap Kadispenad tentang Kuliah Subuh Dudung

Menurut KSAD, saat ini banyak orang yang mendalami agama tanpa adanya guru yang ahli.

Dok Pendam Brawijaya
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigadir Jenderal (Brigjen) Tatang Subarna.
Rep: Erik PP/Antara Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman menunai kontroversi. Saat mengisi kuliah Subuh di Masjid Nurul Amin, Kota Jayapura, Provinsi Papua pada medio November 2021, Dudung berpesan kepada jamaah agar jangan terlalu dalam mendalami agama.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigadir Jenderal (Brigjen) Tatang Subarna menjelaskan, yang dimaksud Jenderal Dudung adalah dampak terlalu mendalam mempelajari agama, tanpa adanya guru atau ustadz pembimbing yang ahli dalam ilmunya, lama-lama akan terjadi penyimpangan. Begitulah maksud KSAD dalam tausiyah tersebut.

Baca Juga



"Itulah maksud yang disampaikan KSAD pada video yang ditayangkan di akun Youtube Dispenad pada saat memberikan kultum usai sholat Subuh bersama prajurit Kodam XVIII/Cenderawasih," kata Tatang di Jakarta, Ahad (6/12).

Tatang yang ikut hadir di acara kuliah Subuh tersebut mengaku, KSAD dalam penyampaiannya menjelaskan bahwa saat ini banyak orang yang mendalami agama tanpa adanya guru yang ahli. Sehingga, orang itu mudah terpedaya dengan oknum yang menafsirkan agama tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah.

"Dengan belajar agama sendiri, apalagi secara mendalam tanpa guru, cenderung akan mudah terpengaruh. Pada akhirnya justru akan dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan," ucap Tatang.

"Misalnya, kata hadis ini ikut. Kemudian, kata hadis yang lain, juga ikut. Oleh karenanya, jangan terlalu dalam mempelajari agama tanpa guru pembimbing yang ahli. Berbeda apabila ada yang mengarahkan dan membimbing dengan benar dan ahli," ucap Tatang menjelaskan.

Sebelumnya, Jenderal Dudung menyempatkan bertausiyah di Masjid Nurul Amin, Kota Jayapura, Provinsi Papua, beberapa waktu lalu. Hal itu dilakukan Dudung di sela kunjungan kerja ke Kodam XVII/Cenderawasih. Dudung didampingi Habib Husein bin Hasyim bin Toha Baagil saat mengisi tausiyah.

Dudung juga memberikan kuliah Subuh sekaligus memberi bantuan kepada pengurus masjid. Dalam video yang diunggah akun Dispenad, Dudung menyinggung tentang implementasi rasa syukur yang sudah diciptakan oleh Allah SWT kepada hambanya untuk menunaikan sholat. Dudung pun menyebut tentang ilmana sebagai tingkatan keimanan umat Islam.

"Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat. Oleh karena itu, banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama," ujar Dudung yang mengenakan baju koko putih dan peci hitam di mimbar masjid dikutip Republika dari akun Dispenad, Ahad (5/12).

Video tausiyah tersebut diunggah akun resmi TNI AD pada Sabtu (4/12). Namun, usai Republika memberitakan pernyataan tersebut, kemudian video tersebut dihapus dari Twitter, Instagram, dan Youtube pada Ahad (5/12).

Kepada jamaah sholat Subuh, Dudung melanjutkan, dampak terlalu dalam mempelajari agama adalah terjadi penyimpangan. "Akhirnya terjadi penyimpangan-penyimpangan. Kaya Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI, kalau kalian prajurit tidak memahami tidak mengerti artinya Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI," kata mantan panglima Kostrad tersebut.

Dudung menyambangi Markas Kodam XVII/Cenderawasih di Jayapura, Papua, Selasa (23/11). Sebelumnya, ia ke Manokwari mengunjungi Markas Kodam XVIII/Kasuari. Dudung juga menyempatkan ke Timika, Kabupaten Mimika untuk bertemu prajurit Batalyon Raider 754/ENK20/3 Kostrad.

Dudung pun berpesan kepada prajurit TNI AD yang bertugas di Papua agar menyayangi masyarakat setempat. Dia meminta prajurit TNI AD jangan pernah menyakiti hati masyarakat.
Baca Juga

"Jangan sedikit pun berpikir untuk membunuh. Kalian harus sayang masyarakat dan kalian harus tunjukkan rasa sayang kepada masyarakat Papua. Kamu harus baik pada masyarakat Papua, jangan menyakiti hati mereka," kata Dudung di Markas Batalyon Raider 754, Timika, Selasa.

Dudung menyatakan, prajurit TNI harus mampu merangkul kelompok bersenjata agar mereka bisa kembali ke pangkuan NKRI. "Satgas tidak harus memerangi KKB, tapi mereka perlu dirangkul dengan hati yang suci dan tulus karena mereka adalah saudara kita. Keberhasilan dalam tugas bukan diukur dengan dapat senjata, namun bagaimana saudara kita bisa sadar dan kembali ke pangkuan NKRI," ujar mantan gubernur Akmil tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler