TNI Tambah Alat Berat untuk Bantu Penanganan Erupsi Semeru
Sejumlah alat berat TNI Angkatan Darat telah tiba di Kabupaten Lumajang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menambah alat berat untuk membantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam menangani wilayah yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Sejumlah alat berat TNI Angkatan Darat (AD) telah tiba di Kabupaten Lumajang, Senin (6/12).
"Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa akan menambah alat-alat berat TNI AD (selain gelar pasukan, Tim Kesehatan, Tim Dapur Lapangan) untuk memperkuat BNPB melakukan tugas pokok dan fungsinya," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Prantara Santosa dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Senin (6/12).
Prantara menyebut, beberapa bantuan yang dikirim TNI untuk membantu korban erupsi Gunung Semeru, yaitu personel dan alat berat dari Yonzipur 10. Personel ini ditempatkan di SDN Sumber Wuluh dan Polsek Candipuro. Kemudian, personel dan alat berat dari Yonzipur 5 yang diterjunkan di Desa Supit Urang.
Adapun alat-alat berat yang dikirimkan terdiri atas empat unit backhoe loader, dua unit self loader, satu unit dozer, dua unit bulldozer, dan delapan unit excavator. Lalu, delapan unit dump truck, satu unit crane, satu unit transporter, satu unit crane cargo, dua unit trailer kavaleri, dan satu unit trailer sipil.
Sebelumnya, erupsi dan banjir lahar terjadi di Gunung Semeru, Lumajang, Sabtu (4/12) pada pukul 15.20 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan melalui data Pusdalops, sebanyak 22 orang meninggal dunia akibat awan panas guguran Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Sebanyak lima dari total korban meninggal belum bisa diidentifikasi.
"Data pukul 17.30 WIB, jumlah korban meninggal yang dilaporkan Pusdalops BNPB itu 22 orang," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam konferensi pers, Senin (6/12).
"Kami juga menerima laporan Pusdalops, masih ada 27 korban hilang yang masih jadi fokus pencarian tim pencarian, dan total masyarakat terdampak di dua kecamatan terdampak langsung guguran awan panas, maupun delapan kecamatan terdampak debu vulkanis sebanyak 5.205 orang," kata dia.
Dia menjelaskan, jumlah pengungsi di 19 titik pengungsian sebanyak 2.004 jiwa. Dengan rincian 305 jiwa di sembilan titik Kecamatan Pronojiwo, 1.136 jiwa di enam titik Kecamatan Candipuro, dan 563 jiwa di empat titik Kecamatan Pasirian. Kebutuhan logistik dasar, makanan, selimut, matras untuk para pengungsi sudah terpenuhi. Jika nantinya masih membutuhkan penambahan, ia menjelaskan kementerian/lembaga sudah siap untuk memenuhi.