DKI Lanjutkan Pembangunan Tanggul di Pesisir Antisipasi Rob

Dinas SDA DKI telah melaksanakan pembangunan tanggul NCICD sejak 2016 hingga 2019.

Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warga mencari lumut untuk pakan ikan di dekat tanggul penahan rob di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (3/9/2021). Pemprov DKI akan melanjutkan pembangunan tanggul untuk mengatasi banjir rob yang menggenangi kawasan pesisir utara Jakarta.
Rep: Antara Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melanjutkan pembangunan tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di sepanjang pesisir utara Ibu Kota. Langkah itu guna mengantisipasi banjir rob yang sering terjadi di Jakarta Utara (Jakut).

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI telah melaksanakan pembangunan tanggul NCICD sejak 2016 hingga 2019. Kemudian, dilanjutkan kembali pada 2021, dengan target total sepanjang 790 meter.

"Pembangunan lanjutan tanggul ini kan dibangun oleh pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dan Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air," kata Riza di Jakarta, Selasa (7/12).

NCICD merupakan proyek strategis nasional untuk membangun tanggul pantai di sepanjang garis pantai Jakarta. Selain untuk menanggulangi banjir rob, pembangunan tanggul NCICD dilakukan sebagai upaya pengamanan dan penataan kawasan pesisir Utara Jakarta serta perbaikan lingkungan.

Saat ini, pembangunan tanggul NCID terkendala tingginya pasang laut yang terjadi sejak Jumat (3/12) di beberapa area, seperti di Jalan Lodan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Muara Baru, dan kawasan Si Pitung Marunda. Laut pasang terjadi pada pagi mulai pukul 07.00 hingga 11.00 WIB, dan mulai surut di siang hingga malam hari.

Namun demikian, proses pembangunan tanggul NCICD terus diupayakan secara berkelanjutan dengan kolaborasi bersama berbagai pihak, terutama para stakeholder yang aktivitasnya bersinggungan langsung dengan trace tanggul NCICD.

"Dinas SDA akan mendorong dan mengupayakan agar para stakeholder yang berada di area pesisir Jakarta juga dapat turut membantu dalam proses pembangunan tanggul, sehingga target untuk mengamankan wilayah pesisir DKI Jakarta dapat segera tercapai," kata Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Yusmada Faizal.

Banjir rob terjadi akibat air laut yang melimpas melewati tanggul karena tinggi tanggul eksisting saat ini tidak dapat menahan gelombang pasang air laut. Rata-rata tinggi genangan yang terjadi akibat banjir rob tersebut setinggi 20-50 sentimeter (cm).

Dinas SDA juga berencana membangun dua sistem polder pesisir yaitu Polder Kamal dan Polder Marunda, yang pembangunannya terdiri dari Pintu Air, Pompa, dan Waduk. Polder tersebut nantinya akan terintegrasi dengan tanggul NCICD yang saat ini masih berproses.

Sebelumnya, Wali Kota Jakut Ali Maulana Hakim mengatakan, pembangunan tanggul di kawasan pesisir utara belum mengarah tembok laut raksasa atau giant sea wall. Ali mengatakan, memang saat ini Pemerintah Kota Jakut berupaya menuntaskan pembangunan tanggul, seperti tanggul di Angke dan Cilincing.

Baca Juga



"Sebenarnya itu, Giant Sea Wall, kami masih belum sampai ke arah sana ya. Tapi pembangunan tanggul ini tinggal sedikit lagi di daerah Angke, kemudian ada lagi di ujung Cilincing sana, supaya bisa menjadi 100 persen," ujar Ali beberapa waktu lalu.

Ali belum bisa memastikan apakah ketinggian tanggul yang dibangun di pesisir utara Jakarta masuk skala raksasa atau tidak. Namun, ia menjelaskan, ketinggian tanggul nanti memang harus bisa mengatasi ketinggian permukaan laut saat pasang agar dapat mencegah banjir pesisir (rob).

"Ini sebenarnya langkah mengantisipasi rob dimana dalam satu insiden, ketinggian muka air laut sudah cukup tinggi hingga di atas ketinggian daratan, terutama di daerah sekitar Kecamatan Penjaringan," kata Ali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler