China Sebut Boikot Olimpiade AS Ancam Hubungan Kerja Sama
China mendesak AS berhenti membawa politik ke ranah olahraga.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China memperingatkan boikot diplomatik Amerika Serikat (AS) terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 dapat mengancam hubungan kerja sama kedua negara. Hal itu dapat merusak dialog dua arah dan kerja sama di berbagai bidang penting.
Sebelumnya, China juga telah menyerukan agar kepentingan politik harus dijauhkan dari olahraga. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan China menentang boikot dan akan mengambil tindakan balasan yang tegas.
Menurutnya, plot Amerika Serikat untuk mencoba mengganggu Olimpiade pasti akan gagal. “Itu menyebabkan hilangnya otoritas moral dan kredibilitas,” kata Zhao dalam konferensi pers reguler di Beijing, dilansir di Global News, Selasa (7/12).
Dia mendesak AS berhenti membawa politik ke ranah olahraga. Zhao juga menambahkan boikot itu bertentangan dengan prinsip-prinsip Olimpiade.
Di Kanada, Pemimpin Konservatif Erin O'Toole dan kritikus urusan luar negeri NDP Heather McPherson telah menyuarakan dukungan untuk boikot diplomatik tersebut. Perdana Menteri Justin Trudeau didesak mengikuti jejak AS.
Boikot muncul hanya beberapa pekan setelah pertemuan virtual antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping. Pertemuan itu diketahui bertujuan meredakan ketegangan hubungan antara negara mereka.
Pada Senin (6/12) lalu, Gedung Putih AS mengatakan pejabat pemerintah AS akan memboikot Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing atad dasar kekejaman hak asasi manusia (HAM) China. Meski begitu, atlet AS tetap diperbolehkan berangkat dan berkompetisi di sana.
AS diketahui kerap melayangkan kritik tajam terhadap Beijing, terutama yang terkait dengan isu HAM. Polemik Hong Kong, perselisihan soal status Taiwan, dan dugaan pelanggaran HAM terhadap Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang adalah beberapa masalah yang kerap diusung AS untuk mengkritik China.
https://globalnews.ca/news/8430430/beijing-olympics-boycott-china/