Laporan: China Punya Rudal Kontainer Buat Serang Musuh

Rudal di dalam kontainer ini bisa ditaruh di dekat pelabuhan Pangkalan AS.

Rudal China. (China Ministry of National Defence)
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China secara rahasia dilaporkan telah mengembangkan sistem rudal kontainer. Sistem ini dapat disamarkan sebagai kargo komersial yang dapat dengan mudah mendapatkan akses ke hampir semua pelabuhan internasional.

Pengamat militer Asia di Pusat Penilaian dan Strategi Internasional, Rick Fisher, menyatakan, rudal-rudal itu difungsikan berdasarkan prinsip 'Kuda Troya' atau dapat digunakan di kapal mana pun. Untuk melakukannya, mereka mengubah banyak kapal pribadi China menjadi armada militer.

Rudal itu juga dapat dipasang di kapal-kapal kecil China yang tidak mencolok untuk melakukan serangan rudal kejutan terhadap pertahanan pantai guna membantu pasukan invasi amfibi atau udara.

Sementara itu, menurut Fisher, rudal di kontainer China itu dapat disimpan selama berabad-abad di gudang dekat pangkalan militer AS. Hulu ledak elektromagnetik-nya bisa menonaktifkan pangkalan kapal selam rudal balistik nuklir terdekat.

"Ledakan EMP mungkin menghancurkan elektronik di [kapal selam] dan di seluruh pangkalan tanpa harus meluncurkan rudal nuklir dari China,” kata Fisher dikutip dari SputnikNews.

"Washington akan berada dalam kekacauan, tidak akan tahu siapa yang harus membalas, dan mungkin China menggunakan gangguan Amerika untuk memulai tujuan sebenarnya, penaklukan militer Taiwan," katanya.

Menempatkan sistem rudal dalam wadah bukanlah konsep militer baru, karena sejumlah negara telah terlibat dalam praktik ini selama bertahun-tahun. Teknologi baru di bidang elektronik, mesin berukuran kecil, bahan bakar roket, dan bahan peledak telah memfasilitasi pengembangan rudal jelajah berukuran kecil.

Baca Juga


Sistem ini pertama kali ditempatkan di kontainer angkatan laut satu dekade lalu oleh sejumlah negara, termasuk Rusia, AS, dan Inggris.


Pada 2016, China dikatakan telah menciptakan sistem rudal pertamanya yang dapat disamarkan sebagai kontainer kargo biasa. Pada 2019, Beijing dilaporkan berhasil memasukkan rudal jelajah jarak jauh ke dalam sebuah wadah yang dapat menyamar sebagai kargo komersial.

Sistem ini dikatakan sangat berbahaya, karena mereka dapat tiba di pelabuhan dengan kapal kapal dagang sementara tidak dapat dibedakan dari kargo lainnya. Sebuah laporan baru-baru ini dari Stockton Center mengklaim bahwa rudal yang disamarkan sebagai kargo komersial sebenarnya dapat melanggar hukum internasional tentang konflik bersenjata.

"Membahayakan pelaut sipil dan menempatkan semua kapal sipil dalam risiko yang mungkin beroperasi di area permusuhan," ujar laporan tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler