Polisi Siaga Antisipasi Penjarahan di Lokasi Terdampak Erupsi Semeru
Polisi dan perangkat desa mengidentifikasi penduduk asli dan pendatang.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Daerah Jawa Timur menyiagakan personel di pemukiman warga terdampak bencana Gunung Semeru. Kasubdit Gasum Ditsamapta Polda Jatim, AKBP David menyatakan, langkah ini diambil untuk mengantisipasi penjarahan di rumah-rumah penduduk yang ditinggalkan ke tempat pengungsian.
"Upaya ini untuk mengantisipasi adanya orang luar yang memanfaatkan musibah yang sedang terjadi. Namun sampai saat ini tidak ada laporan adanya barang hilang maupun sebagainya," kata David, Rabu (8/12).
Selain patroli ruti, lanjut David, pihaknya juga bekerja sama dengan SAR, TNI, tokoh masyarakat maupun perangkat desa yang ada di lokasi, untuk membantu melakukan identifikasi masyarakat penduduk asli maupun pendatang. Ia juga mengungkapkan, sebagian besar warga terdampak sudah mengevakuasi barang berharga maupun hewan ternak.
"Hambatan kami pertama yaitu medan menuju tempat pertolongan warga, karena jalan berlumpur, terlebih banyak warga yang lalu lalang," ujarnya.
Dirreskrimsus Polda Jatim Kombes Pol Farman menambahkan, pihaknya juga menerjunkan 14 alat berat untuk membantu evakuasi korban terdampak erupsi Gunung Semeru. Seluruh alat berat yang diturunkan beroperasi di dua desa. Di antaranya di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo yang dikirim empat excavator.
"Adapun 10 unit excavator disiapkan di Desa Jarit, Kecamatan Pasirian. Alat berat ini nantinya dioperasikan oleh Polres Lumajang yang berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana," ujar Farman.
Selain itu, lanjut Firman, Polda Jatim juga menyiagakan delapan unit dump truk, satu unit truk tangki berisi BBM solar, dan dua unit truk pengangkut excavator. Farman menegaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan petugas yang berada di lokasi bencana untuk membantu percepatan penanganan.