Rektor UMY Prof Gunawan Budiyanto Buka Munas KAUMY
Dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka maka posisi alumni itu punya tanggung jawab.
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof Gunawan Budiyanto membuka Musyawarah Nasional (Munas) Keluarga Alumni UMY (KAUMY), Jumat malam (10/12). Dalam sambutannya Prof Gunawan mengungkapkan besarnya peran alumni dalam mewujudkan Kampus Merdeka yang merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang dikeluarkan Kemenristekdikti.
Prof Gunawan mengatakan mahasiswa di banyak aktivitas, profesi, organisasi dan managerial tentunya perlu ada regim untuk kemudian pihaknya mencoba untuk melihat kembali adakah kira-kira kurikulum yang bisa untuk di-research dari pengalaman para alumni. "Merdeka Belajar sudah dimulai oleh menteri. Artinya Merdeka Belajar itu memberikan posisi positif bagi mahasiswa untuk melakukan learning by doing," kata Prof Gunawan.
Menurut Prof Gunawan, Kampus Merdeka mencoba menarik pola belajar learning by doing itu ke arah yang lebih ke depan. Sehingga diharapkan mahasiswa sebelum lulus sudah memiliki target kerja antara 12-20 SKS yang bisa dikonversi ke mata kuliah.
Prof Gunawan menjelaskan, dengan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) maka posisi alumni itu masih punya tanggung jawab. "Sebetulnya keeratan alumni dengan kampus itu dibutuhkan. Terutama outcomes-nya masih dibutuhkan," ujarnya.
Usai pembukaan Munas KAUMY, Ketua KAUMY Riau Andresyah mengatakan KAUMY membutuhkan sosok ketua umum yang sudah selesai dengan dirinya sehingga mampu menahkodai KAUMY ke depan jadi lebih baik. "Sehingga organisasi bagi para alumni UMY ini dapat memberikan kontribusi tidak hanya untuk mahasiswa di kampus tapi juga untuk pengembangan alumninya," katanya.
Oleh karena itu, Andresyah berharap munas kali ini dapat memilih sosok ketua umum yang tepat sesuai dengan kriteria tersebut. "Kita ingin ketum KAUMY yang sudah dikenal pentas nasional sehingga sejajar dengan organisasi alumni dari kampus yang lain," ujarnya.