PMI DIY Latih Kesiapsiagaan Bencana Siswa Sekolah
Kegiatan tersebut dilakukan selama periode Desember 2021 sampai Januari 2022
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--PMI DIY didukung Korean International Cooperation Agency (KOICA) melatih kesiapsiagaan bencana, pertolongan pertama dan Covid-19 ke anak-anak di Yogyakarta dan Bantul. Ada 500 anak-anak usia TK-SD secara luring dan daring.
Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sosial PMI DIY, dr Lipur Riyantiningtyas mengatakan, di Yogyakarta menyasar Sekolah Gajah Wong, Purbayan Kotagede, TPA Masjid Al-Barokah Kotagede, TKA-TPA Nurul Huda Kebrokan Pandeyan Umbulharjo.
Serangan Notoprajan, SDN Bhayangkara dan SD Muhammadiyah Karang Kajen. Untuk Bantul ada di Padukuhan Botokan, Panti Asuhan Himmatu Sanden, Padukuhan Kresen, Kalurahan Dlingo dan Sanggar Komunitas Bocah Polah, Dusun Matup, Banguntapan.
Kegiatan tersebut dilakukan selama periode Desember 2021 sampai Januari 2022 dan mereka nanti akan mendapat paket edukit seperti puzzle, tebak gambar dan lain-lain. Program ini membantu pemerintah dalam mendidik masyarakat sejak usia dini."Agar mengenal lingkungan sekitar tentang kesiapsiagaan bencana, pertolongan pertama, krisis kesehatan seperti Covid-19," kata Lipur melalui rilis yang diterima Republika, Senin (13/12).
Pendamping Sekolah Gajah Wong, Herlita Jayadianti menuturkan, edukasi tentang kebencanaan baru pertama kalinya diberikan kepada anak-anak sekolah bersama PMI. Apalagi, ada beberapa potensi bencana di sini, seperti banjir dan angin kencang."Edukasi ini penting untuk anak-anak menyiapkan dirinya sejak dini. Semoga kerja sama ini bisa berkelanjutan," ujar Lita.
Pendongeng yang digandeng PMI DIY dalam program ini, Yudi Agus Priyanto merasa, melalui metode dongeng penyampaian pesan lebih mudah diterima anak-anak. Mereka mengkreasikan dengan dongeng dan lagu-lagu untuk mengedukasi anak-anak tersebut.
Mereka lebih mudah memahami apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana atau terluka harus bagaimana sampai bagaimana mencegah penularan Covid-19. Metode dongeng dengan peraga boneka, bernyanyi, pesan lebih bisa tersampaikan."Meskipun kita lakukan secara luring, kami tetap menekankan protokol kesehatan, selain untuk mengurangi dampak Covid-19 juga untuk mengedukasi peserta didik," kata Yudi.