Di Karawang, Mentan SYL Ajak Tingkatkan Produktivitas dan Kualitas Komoditas Pertanian
Komoditas pertanian yang berorientasi ekspor harus memiliki kualitas standar tinggi
REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bersama Anggota Komite II DPD RI Daerah Pemilihan Jawa Barat, Amang Syafruddin, melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/12). Di sana Mentan menyaksikan keunggulan laboratorium uji mutu buah-buahan untuk ekspor di bawah Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT).
Seperti diketahui, ekspor pertanian sendiri mengalami peningkatan pada bulan November 2021. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat nilainya mencapai 22,84 miliar dolar AS atau naik 3,69 persen dibandingkan Oktober 2021. BPS dalam laporannya menyebutkan bahwa sektor pertanian tumbuh sebesar 4,18 persen atau 0,43 miliar dolar AS bila dibandingan dengan bulan sebelumnya (M-to-M).
Menurut Mentan, komoditas pertanian yang berorientasi ekspor harus memiliki kualitas standar tinggi yang berlaku di negara tujuan. "Inilah fungsinya tempat (BBPOPT-red) ini. Memastikan bagaimana produk pertanian kita memiliki standar internasional," kata Mentan.
Ke depan, konsumsi makanan sehat menurut Mentan akan menjadi tren dan kebutuhan dunia global. Kenyang saja menurutnya tidak cukup, tapi makanan yang terserap harus sehat.
Oleh karena itu, peningkatan produksi menurut Mentan juga harus disertai dengan peningkatan mutu, diantaranya dengan mengurangi penggunaan pestisida secara berlebihan dan menerapkan pola pertanian organik.
"Besok, 50 tahun lagi, penduduk Indonesia diperkirakan di atas 300 juta orang. Sementara lahan di Jawa Barat ini setiap tahun menyusut, nanti anak-cucumu mau dikasih makan apa? Tiga bulan lagi saya akan ke sini. Apakah hasilnya sesuai dengan penggunaan teknlogi yang dipakai," tegasnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi yang turut mendampingi menyampaikan bahwa pihaknya siap menindaklanjuti dan mewujudkannya di lapangan semua arahan dan perintah Bapak Menteri.
"Bahkan tadi dikasih waktu tiga bulan untuk segera terlihat hasilnya yang signifikan, harus menghasilkan yang unggulan dan menjadi percontohan bagi yang lain. Ini akan dipantau terus oleh Bapak Menteri," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BBPOPT, Eni Tauruslina Amarullah dalam laporannya menyampaikan bahwa BBPOPT didirikan dilatarbelakangi karena masih rendahnya produksi.
"Untuk itu, kami menerapkan pengelolaan pertanian modern yang terintegrasi antara lain menerapkan teknologi budidaya tanaman yang dimulai dari hulu, on farm dan sampai hilirisasi kemudian mengintegrasikan teknologi mekanisasi pertanian dalam budidaya tanaman menyangkut perlindungan tanaman," imbuh Eni.