Saudi Telecom Company Daftarkan Saham Rp 45,9 Triliun

Ini merupakan transaksi terbesar kedua di bursa Tadawul setelah IPO Saudi Aramco.

stc.com.sa
Saudi Telecom Company (STC). Saudi Public Investment Fund (PIF) menjual enam persen modal saham Saudi Telecom Company (STC) senilai 3,2 miliar dolar AS.
Rep: Fuji E Permana Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Saudi Public Investment Fund (PIF) menjual enam persen modal saham Saudi Telecom Company (STC) senilai 3,2 miliar dolar AS (Rp 45,9 triliun), transaksi terbesar kedua yang pernah ada di bursa Tadawul setelah IPO Saudi Aramco pada Desember 2019.

Penawaran umum sekunder dari grup telekomunikasi mengalami kelebihan permintaan oleh investor ritel dan institusional, ini diumumkan pada Selasa (14/12).

Saudi PIF akan tetap menjadi pemegang saham mayoritas dengan 64 persen saham di perusahaan tersebut.

Penjualan 120 juta saham ini juga merupakan penawaran umum sekunder pertama di pasar Tadawul. Itu adalah transaksi lanjutan sekunder terbesar di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika dalam tiga tahun terakhir.

"Minat kuat yang dihasilkan dari penawaran ini dari investor domestik dan internasional merupakan bukti kekuatan STC yang bertahan lama dan prospek yang menarik di masa depan," kata Deputi Gubernur PIF dan Kepala Investasi MENA, Yazeed al-Humied, dilansir dari laman Alarabiya News, Rabu (15/12).

Penjualan tersebut mengikuti daftar ACWA Power pada Oktober, yang memulai debutnya dengan 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp 17,2 triliun). Saudi Aramco memecahkan rekor internasional dengan IPO pada 2019 yang mengumpulkan 29,4 miliar dolar AS (sekitar Rp 422 triliun).

Pemilik bursa Saudi Tadawul Group mencatatkan sahamnya sendiri pada 8 Desember, mengumpulkan sebanyak 1 miliar dolar AS (sekitar Rp14,3 Triliun).

"Penerimaan yang sehat dari penawaran sekunder PIF menyoroti kematangan Pasar Modal Saudi, menekankan kedalaman, ketahanan, dan kekuatannya dalam menanggapi kebijakan regulasi dan ekonomi yang positif," kata CEO Saudi Tadawul Group, Khalid al-Hussan.

Baca Juga


 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler