PLN Prediksi Beban Puncak Listrik di Jakarta Naik 4 Persen Saat Natal

PLN Disjaya mencatat penjualan listrik hingga November tahun ini mencapai 29,87 TWh.

Prayogi/Republika
Petugas PLN melakukan pembersihan panel tegangan menengah untuk suplai listrik di Gereja Katedral, Jakarta, Selasa (15/12). PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya memprediksi beban puncak atau konsumsi listrik di Jakarta dan sekitarnya mencapai 3.423 Mega Watt (MW) pada perayaan Natal 2021 atau meningkat 4 persen dibandingkan realisasi tahun lalu..Prayogi/Republika.
Rep: Intan Pratiwi Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya memprediksi beban puncak atau konsumsi listrik di Jakarta dan sekitarnya mencapai 3.423 Mega Watt (MW) pada perayaan Natal 2021 atau meningkat 4 persen dibandingkan realisasi tahun lalu. Pada tahun lalu, beban puncak atau konsumsi listrik mencapai 3.303 MW. 

Baca Juga


Sementara itu, beban listrik pada Tahun Baru 2022 sebesar 3.003 MW atau naik 2 persen dari tahun lalu. General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya Doddy Pangaribuan mengatakan pihaknya telah mempersiapkan pasokan listrik dengan menggelar Apel Siaga Kelistrikan Natal dan Tahun Baru 2022.

"Sebenarnya setiap hari kami selalu siaga untuk listrik Jakarta, tapi saat ada 'event' besar seperti Natal dan Tahun baru ini siaga lebih kami tingkatkan," kata Doddy di Jakarta, Jumat (17/12).

Doddy menjelaskan bahwa peningkatan konsumsi listrik ini didasari oleh kondisi pandemi yang semakin membaik sehingga aktivitas masyarakat sudah mulai banyak serta adanya pengaturan perjalanan ke luar kota saat libur Natal dan Tahun Baru. PLN UID Jaya pun mulai siaga kelistrikan saat perayaan Natal dan Tahun Baru 2022 mulai 18 Desember 2021 hingga 8 Desember 2022 dengan memanta sebanyak 257 lokasi ketika memasuki akhir tahun ini.

Selain itu, PLN UID Jaya menyiagakan 2.356 personel yang tersebar pada 16 unit posko dan satu Unit Pelaksana Pegatur Distribusi Jakarta. Sejumlah peralatan juga dipersiapkan seperti empat unit crane, tujuh unit mobil deteksi, 30 unit gardu bergerak dan trafo bergerak, empat unit kabel bergerak, enam unit UPS, dan 20 unit Power Bank PLN.

Doddy menuturkan bahwa jaringan listrik pada kondisi normal operasi dan selama masa siaga tidak ada pekerjaan pemeliharaan. Meskipun dalam kondisi siaga kelistrikan Natal dan Tahun Baru, pasokan listrik ke fasilitas penanganan Covid-19 tetap menjadi pantauan dan menjaga keandalan.

Sementara itu, PLN Disjaya mencatat penjualan listrik hingga November tahun ini mencapai 29,87 TWh. Realisasi ini lebih baik daripada tahun lalu yang sebesar 29,50 TWh.

Menurut Doddy, dari penjualan listrik tersebut PLN Disjaya mampu meraup pendapatan hingga November ini sebesar Rp 37,52 triliun. Realisasi ini juga meningkat dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 37,26 triliun.

"Meski memang masih dalam kondisi pandemi, alhamdulillah pemulihan ekonomi sudah terasa. Pertumbuhan konsumsi listrik juga sudah mulai membaik. Dari catatan pertumbuhan penjualan sebesar 1,21 persen dan pendapatan tumbuh 0,71 persen," ujarnya.

Pendapatan tersebut dikontribusi dari kelompok bisnis sebesar Rp 11,4 miliar. Untuk kelompok bisnis sebesar Rp 4,1 miliar. Publik sebesar Rp 1,7 miliar dan rumah tangga sebesar Rp 18,5 miliar.

Doddy menjelaskan selain penambahan konsumsi listrik, dari jumlah pelanggan juga bertambah. Realisasi pelanggan hingga November tecatat 4,9 juta pelanggan. Daya tersambung sebesar 20.186 MVA pada November.

Sedangkan pada 2021 ini beban puncak di Jakarta tercatat sebesar 4.959 MW. Saat ini reserve margin di Jakarta tercatat 29 persen. Wilayah Jakarta sendiri dipasokan dari 6 subsistem dengan kapasitas 9.776 MW.

"Tahun depan sepertinya masih dalam kondisi pandemi kami tidak memasang target yang optimistis. Dengan berbagai upaya maksimal yang bisa kami lakukan pertumbuhan konsumsi listrik pada tahun depan diprediksi 2 persen," ujar Doddy.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler