Anak Gajah Mati, BKSDA Jatim Evaluasi Perawatan Satwa KBS
KBS mengevaluasi pengelolaan kesehatan satwa setelah matinya anak gajah Dumbo
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur telah mendatangi Kebun Binatang Surabaya (KBS) untuk mengevaluasi pengelolaan kesehatan satwa setelah matinya seekor gajah bernama Dumbo. Plh Kepala BKSDA Jawa Timur Hartojo mengatakan, evaluasi dilakukan dengan menggandeng sejumlah pihak.
Seperti Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), serta Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI). "Hari ini tim dari Direktorat KKH dan BBKSDA Jatim dengan melibatkan PDHI dan PKBSI melakukan evaluasi pengelolaan kesehatan satwa di KBS," kata Hartojo dikonfirmasi Senin (20/12).
Hartojo mengatakan, pihaknya juga telah melakukan autopsi terkait penyebab kematian Dumbo. Namun demikian, hasilnya masih belum diketahui dan baru akan keluar pekan ini. Terkait waktu tepatnya, Hartojo memperkirakan hasil autopsi bisa diketahui pada Kamis (23/12). "Sekitar kamis," ujarnya.
Hartojo juga belum bisa memaparkan kronologi meninggalnya gajah berusia dua tahun tersebut. Hartojo mengatakan dirinya masih menunggu hasil dari tim evaluasi. "Nanti menunggu hasil tim evaluasi dulu nggih," kata Hartojo.
Sebelumnya, Humas KBS Agus Supangkat mengatakan proses autopsi telah dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian Dumbo. Ada sejumlah organ-organ tubuh Dumbo yang sudah dibawa ke laboratorium. Namun, Agus enggan membeberkan organ apa saja yang dibawa ke laboratorium dan gejala Dumbo sebelum mati.
"Sementara yang bisa saya sampaikan KBS akan memberikan rilis resmi berkaitan kematian Dumbo. Jadi menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dan hasil autopsi. Akan kita jelaskan nanti waktu rilis resmi, biar komplit tidak terpotong-potong," kata Agus.
Dumbo merupakan anak kedua dari induk Gajah Sumatera bernama Lembang dengan gajah jantan bernama Doa. Dumbo lahir secara normal dengan berat 112 kilogram dan tinggi badan 88 sentimeter dengan lingkar dada 118 sentimeter pada medio 2019. Nama Dumbo diberikan Tri Rismaharini saat masih menjabat wali Kota Surabaya.