Cerita Siswa SDN di Bandung: Divaksin Itu Gak Sakit Banget...
Para siswa dan siswi tampak antusias dan tidak terlihat takut pada raut muka mereka.
REPUBLIKA.CO.ID, Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Indonesia Maju--yang dibina oleh Iriana Joko Widodo--meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6 sampai 11 tahun di SDN 196 Sukarasa, Kota Bandung, Selasa (21/12) kemarin. Sebanyak 451 siswa yang divaksinasi.
Istri Gubernur Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya Ridwan Kamil mendampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Ibu Wakil Negara Wuru Ma'ruf Amin meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di SDN 196 Sukarasa, Kota Bandung. Peninjauan dilakukan untuk melihat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi anak berusia 6-11 tahun di Jabar.
Turut mendampingi Anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM). Setibanya di lokasi acara sekitar pukul 08.55 WIB, Iriana beserta rombongan disambut ceria dengan yel-yel dari siswa SDN 196 Sukarasa, Kota Bandung.
Dipandu Kepala SDN 196 Sukarasa, Iriana langsung melihat penyuntikan vaksin Covid-19 kepada 451 siswa. Beberapa kali, Iriana berinteraksi dengan siswa yang sedang menunggu giliran divaksin.
Dari pantauan di lapangan, para siswa dan siswi tampak antusias dan tidak terlihat takut pada raut muka mereka. Dengan tetap menjalani protokol kesehatan, ratusan siswa yang dibagi beberapa sesi berbanjar menduduki kursi yang disediakan.
Sebagian siswa ada yang bercanda, berseloroh, dan menggoda teman di sebelahnya. Sebagian lagi hanya memainkan kaki dan menggoyang-goyangkan kepala sambil menunggu giliran divaksinasi.
Raisa Fauziah misalnya, tidak tampak sedikit pun rasa khawatir dari raut muka siswa kelas 6 itu. Setelah divaksinasi pun, dia mangaku, tidak merasakan sakit yang berlebih.
“Sakit banget enggak, pusing nggak, cuman kerasa ngilu aja. Gak takut juga, saya sudah biasa disuntik dari kelas 1,” katanya dikutip, Rabu (22/12).
Sebelum divaksinasi, Raisa mengaku, sudah diberi tahu oleh ibunya bahwa vaksinasi bisa mencegah dari penularan virus Covid-19. Sehingga, dia bisa aman ketika bersekolah tatap muka.
Raisa juga mengajak teman-teman SD lainnya untuk divaksin dan jangan takut. "Buat teman-teman jangan takut divaksin karena divaksin itu gak sakit banget. Kalau ada vaksin ikutan. Jangan lupa ikutan vaksin,” ucapnya.
Siswa lainnya, siswa kelas 3 SDN 196 Sukarasa, Khanza, yang berbincang langsung dengan Ibu Negara mengatakan, dirinya senang dan tidak takut divaksin Covid-19. “Tadi ditanya namanya siapa, kelas berapa, ditanya umurnya berapa, rasanya deg-degan. Rasanya senang (disuntik vaksin), enggak (takut divaksin)," ujar Khanza.
Ida Rachmawati, istri Menkes Budi mengatakan, vaksinasi Covid-19 yang digelar di SDN 196 Sukarasa, Kota Bandung merupakan hasil kerja sama Kementerian Kesehatan bersama pemerintah daerah. Dia berharap, semua anak di Indonesia tervaksinasi dan terhindar dari penularan virus Covid-19.
“Harapan kami semua anak-anak Indonesia akan lebih sehat lagi, lebih bahagia lagi menyongsong masa depan yang lebih baik untuk Indonesia lebih sehat,” tutur Ida.
Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Desy Merisa Susanti mengatakan, vaksinasi Covid-19 ini akan membuat kekebalan dalam tubuh. “Hari ini anak-anak dari kelas 1 sampai kelas 6 di SDN 196 Sukarasa divaksin dan semua tidak takut, berani. Ibu harap kalian semua dan siswa SD lainnya tidak takut untuk divaksinasi,” ucap Desy.
Pemerintah secara resmi melaksanakan kick off vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun pada Selasa (14/12). Pelaksanaan kick off dilaksanakan di 3 provinsi di antaranya SDN 03 Cempaka Putih, DKI Jakarta dengan sasaran 175 orang, SDN 01 Depok dengan jumlah sasaran 400 orang dan SDN 03 Rawa Buntu, Kota Tangerang Selatan dengan sasaran 600 orang.
Vaksinasi 6.097 peserta sasaran
Iriana juga, sempat menyapa peserta vaksin di sekolah dasar lainnya via konferensi video. Karena, kegiatan serupa dilaksanakan serentak di 15 sekolah dasar di Jabar dengan sasaran 6.097 peserta. “Semua berjalan lancar ya bu?” tanya Iriana.
Pertanyaan Ibu Negara tersebut kemudian dijawab Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Sri Enny Mainiarti yang berada di SLB Bunga Indonesia.
“Pelaksanaan vaksinasi untuk anak sudah dimulai sejak 15 Desember kemarin, hari ini pelaksanaan untuk anak-anak disabilitas di Kabupaten Bekasi berjalan serentak. Alhamdulillah anak-anak dan orang tua support semua, semua berkenan untuk dilaksanakan vaksinasi,” katanya.
Kemudian, Ibu Iriana menyapa dan bertanya mengenai pelaksanaan vaksinasi di Kota Bogor. “Selamat pagi ibu-ibu semuanya dan bapak-bapak, anak-anak semuanya, selamat pagi, bagaimana untuk vaksinnya di Kota Bogor?” tanya Iriana.
Pertanyaan tersebut dijawab oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Syarifah Sofiah yang berada di SD Regina Pacis. “Di Kota Bogor, vaksinasi berjalan lancar, anak-anak berani, walaupun ditemani orang tuanya, tapi berani,” jawab Sekda Kota Bogor yang mewakili SD Regina Pacis.
Usai meninjau kegiatan vaksinasi, di lokasi yang sama, Iriana dan Wury meninjau penyerahan bantuan sosial kepada perwakilan masyarakat. Dipandu Ketua Bidang 5 OASE KIM Ayun Sri Harahap, sebanyak masing-masing 300 paket bantuan berupa alat tulis dan alat kebersihan badan diserahkan kepada anak-anak. Selain itu, sebanyak masing-masing 100 paket bantuan sembako dan perlengkapan protokol kesehatan diserahkan kepada masyarakat sekitar.
Di Jawa Barat, sebanyak 1,4 juta anak usia 6-11 tahun direncanakan mendapatkan vaksin. Jumlah anak tersebut tersebar di sembilan kabupaten/kota, antara lain Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Ciamis, Kota Depok, Kota Banjar, Kota Bekasi, Kota Bogor, dan Kabupaten Bekasi.
Vaksinasi anak usia 6-11 tahun ini dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, vaksinasi akan dilaksanakan di provinsi dan kabupaten/kota dengan kriteria cakupan vaksinasi dosis 1 di atas 70% dan cakupan vaksinasi lansia di atas 60%.
Jenis vaksin yang akan digunakan untuk Vaksinasi anak usia 6-11 tahun adalah vaksin Sinovac atau vaksin jenis lainnya yang sudah ada Emergency Use Of Authorization (EUA) dari BPOM. Untuk vaksin Sinovac, interval pemberian dosis 1 dan dosis 2 adalah 28 hari serta harus didahului dengan proses skrining kesehatan sesuai dengan format standar yang telah berlaku.
Terkait keamanan vaksin, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) karena vaksin yang digunakan telah melalui berbagai uji klinis dan telah melalui kajian Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pun tidak berbahaya. Beberapa KIPI ringan yang biasa terjadi berupa nyeri di bekas suntikan, bengkak, demam, pusing, lesu, yang akan hilang dalam satu hingga dua hari.