Polresta Solo Terjunkan 750 Personel untuk Pengamanan Nataru

Ada tiga stretagi yang dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan penyebaran Covid-19.

Antara/Mohammad Ayudha
Seorang komandan peleton memberikan arahan kepada personelnya usai mengikuti Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Candi 2021 di Polresta, Solo, Jawa Tengah, Kamis (23/12/2021). Apel tersebut dilaksanakan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Rep: Binti Sholikah Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Polresta Solo menerjunkan sebanyak 750 personel untuk pengamanan periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Kegiatan konvoi dan pesta dilarang digelar pada malam Natal dan malam Tahun Baru.


Kapolresta Solo, Kombespol Ade Safri Simanjuntak, mengatakan, sebanyak 750 personel akan diterjunkan untuk melaksanakan tugas mengamankan momen periode Nataru nanti. Polri bersama TNI dan Pemkot Solo akan berupaya mewujudkan momen Nataru di Solo dapat berjalan dengan aman, tertib, damai sejuk dan sehat.

"Kita masih berada di situasi pandemi, maka kewaspadaan terhadap penyebaran virus harus kita antisipasi. Jangan sampai terjadi lonjakan kasus baru selama periode Natal dan Tahun Baru di Kota Solo," kata Kapolresta kepada wartawan seusai Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Candi 2021 di halaman Mapolresta Solo, Kamis (23/12).

Dia menyebutkan, ada tiga stretagi yang dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan penyebaran Covid-19 di momen Nataru. Ketiganya yakni, pendisiplinan terhadap protokol kesehatan (prokes) berupa 5M, penguatan strategi pengendalian hulu melalui 3T (tracing, testing dan treatment), serta vaksinasi Covid-19. Dia menyebut, capaian vaksinasi Covid-19 di Solo sudah mencapai 120 persen. Polresta melakukan akselerasi mendukung Pemkot dalam program vaksinasi kepada anak-anak usia 6-11 tahun.

Ade menegaskan, untuk menjamin keamanan, kenyamanan dan keselataman masyarakat yang melaksanakan ibadah natal di gereja-gereja, personel yang bertugas diperlengkapi dengan senjata.

Selain itu, sebagai antisipasi adanya ancaman teror, Polresta melaksanakan sterilisasi menjelang pelaksanaan misa maupun ibadah Natal di gereja-gereja. Sterilisasi dilakukan oleh Tim Jihandak bom dari Gegana Satbrimobda Polda Jawa Tengah maupun dari unit K9 Polresta Solo.

"Kami ingin betul-betul memberikan jaminan keamanan, kenyamanan bagi saudara-saudara kita yg akan melaksnakaan ibadah Natal di gereja-gereja . Polri akan menjamin itu bisa terlaksana dengan baik, lancar dan sehat," jelasnya.

Di samping itu, Polresta Solo mempunyai Satgas preventif dan preemtif yang akan berkeliling melaksanakan monitoring situasi wilayah, terutama untuk woro-woro prokes kepada masyarakat. Selain itu, juga terkait dengan keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas) maupun ketertiban lalu lintas.

Upaya lainnya, Polresta akan menurunkan tujuh tim pengurai kerumunan untuk memantau dan mengurai kerumunan-kerumunan yang terjadi selama periode Nataru di Solo.

"Jelas dilarang, tidak ada pawai maupun arak-arakan. Tidak ada pesta, baik itu malam Natal atau malam Tahun Baru. Semua dilakukan dengan penuh mawasdiri kewaspadaan bahwa pandemi belum berakhir," katanya.

Dia mengingatkan kepada warga masyarakat yang akan melaksanakan malam perayaan tahun baru tidak diperkenanan menggelar acara di area publik, baik terbuka maupun tertutup. Dia meminta masyarakat menikmati dan merayakan malam pergantian tahun di rumah masing-masing dengan keluarga tercinta.

"Dimungkinkan akan terjadi konvoi maupun arak-arakan pawai pada malam pergantian tahun. Dan ini sudah kami antisipasi Polri di back up TNI maupun Pemkot dengan Satpol PP kita akan mobiling memantau malam pergantian tahun di Kota Solo," ujarnya.

Dia memastikan, tidak ada kegiatan-kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan pada malam Natal dan Tahun Baru. Jika ada, maka pasti akan langsung dibubarkan. "Prinsipnya keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Kami akan lakukan apapun agar rakyat kita selamat dan terjaga dari penyebaran virus Covid-19," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, memastikan protokol kesehatan di gereja-gereja sudah ketat. Beberapa hari terakhir, Gibran melakukan pemantauan kesiapan gereja-gereja dalam melaksanakan ibadah Natal.

"Kemarin gereja yang belum ada QR Code-nya (Peduli Lindungi) mereka punya aplikasi sendiri juga. Jadi prokesnya sudah cukup baik. Kebanyakan gereja-gereja itu sebelum jamaah datang mereka sudah punya nomor tempat duduk dulu. Jadi prokesnya ketat sekali," ungkap Gibran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler