Kisah Perjuangan Alumnus UMM Jadi CEO Sekaligus Kepala Sekolah
Keinginannya untuk memperoleh pendidikan tidak padam.
REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Perjuangan Alamsyah untuk meraih pendidikan tidaklah mudah. Berasal dari pulau kecil di dekat Makassar, alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini menuturkan, akses pendidikan sanga minim di kampung halamannya, Pulau Kalu-kalukuang.
Meski begitu, keinginannya untuk memperoleh pendidikan tidak padam. Tekat itu berhasil mengantrakan Alamsyah menjadi Kepala Madrasah Aliyah (MA) Al Irtiqo' International Islamic Boarding School (IIBS). Dia juga berhasil membangun lembaga sertifikasi bernama Cornel Technology Malang.
Alamsyah masih teringat bagaimana kondisi kampung halamannya saat itu. Di kampung, akses listrik dan internet sangat minim. Listrik hanya menyala selama empat jam, mulai dari jam enam sore sampai sepuluh malam. Minimnya akses tidak hanya pada sarana prasarana saja, tetapi juga pada pendidikan.
Melihat situasi tersebut, Alamsyah pun memberanikan diri merantau saat Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) di Pondok Pesantren Makassar. "Perjalanan ke Makassar menempuh waktu 16 jam menyeberangi laut Flores menggunakan perahu kecil,” ucap Alamsyah dalam pesan resmi yang diterima Republika, Senin (27/12).
Alamsyah menceritakan bahwa ketertarikannya pada dunia pendidikan terbentuk karena lingkungannya sangat menghormati seorang guru. Karena hal tersebut, Alamsyah melanjutkan pendidikan strata satu (S1) dengan mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di UMM. Setelah lulus pada 2015, ia sempat membantu bisnis kapal ayahnya selama satu tahun. Namun karena bukan kegemarannya, Alamsyah kembali merantau ke Malang untuk mencari kerja.
Saat itu, Alamsyah hanya bermodal ijazah S1 untuk mencari kerja di Malang. Dia akhirnya mendapat kerja sebagai guru honorer di dua sekolah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) 25 Malang dan MA 2 Muhammadiyah. "Alhamdulillah di tahun 2017 saya diangkat menjadi guru tetap MA Al Irtiqo' IIBS,” ungkap CEO Cornel Teknology Malang tersebut.
Perjuangan Alamsyah tak berhenti sampai di situ. Dia melanjutkan pendidikan S2 dengan menjual perahu pemberian sang ayah sebagai biaya kuliah. Pada 2018 Alamsyah diangkat menjadi kepala sekolah MA Al Irtiqo' IIBS namun sekolah tersebut hampir mengalami kebangkrutan.
Alamsyah bersama teman-teman guru lainnya berusaha membangun kembali MA Al Irtiqo' IIBS. Dalam waktu yang singkat, dia berhasil menaikan akreditasi sekolah serta bekerja sama dengan sekolah-sekolah di Turki, Thailand, dan Kamboja. Kerja sama ini bertujuan untuk pengembangan sistem pendidikan MA Al Irtiqo' IIBS.
Saat ini Alamsyah tidak hanya bekerja sebagai kepala sekolah dan CEO Cornel Teknology Malang, tetapi juga menjadi coach dan trainer di The Nasional Federation Neuro Linguistic Programming U.S.A. Selain itu, Alamsyah juga menjabat sebagai Founder dari Communication Management Neuro Linguistic Programming Indonesia.
Selama perjalanan karirnya, Alamsyah mengaku pengalaman saat kuliah S1 di UMM sangat membantu. Pengalaman tersebut membentuk mental, cara bersosialisasi, jiwa kepemimpinan, dan juga membentuk kerangka berpikir secara logis. "Saya sangat senang dapat terjun ke bidang pendidikan dan komunikasi karena saya dapat belajar banyak hal. Menurut saya, belajar adalah usaha untuk membuat diri anda merdeka dari hal apapun,” kata dia menambahkan.