Gempa Guguran Dominasi Aktivitas Gunung Semeru
Saat ini tingkat aktivitas Semeru masih pada level tiga atau siaga.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gunung Semeru masih menunjukkan peningkatan aktivitasnya sejak awal Desember lalu. Berdasarkan hasil pengamatan periode Rabu (29/12) dari pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, gempa guguran masih mendominasi aktivitas gunung berketinggian 3.676 mdpl tersebut.
Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Yuda Prinardita Pura menjelaskan, secara visual Gunung Semeru terlihat jelas pada periode kali ini. Pihaknya berhasil mengamati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu. "Dengan intensitas sedang tinggi sekitar 400 meter dari puncak," kata Yuda dalam pesan resminya, Rabu (29/12).
Di samping itu, Yuda juga melaporkan, Semeru mengalami 15 kali gempa guguran. Amplitudo gempa ini sekitar dua sampai 26 milimeter (mm). Sementara itu, untuk lama gempanya berlangsung sekitar 55 sampai 240 detik.
Saat ini tingkat aktivitas Semeru masih pada level tiga atau siaga. Sebab itu, pihaknya meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. "Lokasi ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," ujarnya.
Selanjutnya, masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius lima km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Pasalnya, wilayah dengan jarak tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Warga juga diharapkan mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Hal ini terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Kemudian juga mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.