China Minta AS Terapkan Perjanjian Penggunaan Luar Angkasa

China mengeluh satelit SpaceX milik Elon Musk hampir menabrak stasiun mereka.

AP/John Raoux
Roket SpaceX Falcon 9 lepas landas dari Launch Complex 39A di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, Kamis, 9 Desember 2021. Falcon 9 akan dikerahkan ke orbit pesawat ruang angkasa Imaging X-ray Polarimetry Explorer (IXPE) NASA, misi astronomi sinar-X untuk mempelajari lubang hitam dan bintang neutron.
Rep: Dwina Agustin Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China meminta Amerika Serikat (AS) untuk melindungi stasiun luar angkasa dan tiga anggota awaknya. Permintaan ini muncul setelah Beijing mengeluh bahwa satelit yang diluncurkan oleh SpaceX milik Elon Musk hampir menabrak stasiun.

"Amerika Serikat harus mengambil tindakan segera untuk mencegah insiden seperti itu terjadi lagi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian.

Zhao menuduh AS pada Selasa (28/12) mengabaikan kewajiban perjanjian untuk melindungi keselamatan astronot di bawah perjanjian 1967 tentang penggunaan ruang angkasa secara damai. Perjanjian itu termasuk menjamin tentang melindungi keselamatan tiga anggota awak stasiun Tiangong setelah insiden 1 Juli dan 21 Oktober.

Tiangong melakukan manuver mengelak untuk mencegah potensi tabrakan dengan satelit Starlink yang diluncurkan oleh Space Exploration Technologies Corp. Laporan ini terdapat dalam pengaduan 6 Desember kepada Komite PBB tentang Penggunaan Luar Angkasa Secara Damai.

Modul pertama Tiangong diluncurkan pada April. Awak pertamanya kembali ke Bumi pada  September setelah misi 90 hari. Awak kedua yang terdiri dari dua pria dan satu wanita tiba pada 16 Oktober untuk misi enam bulan.

Baca Juga


sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler