China Perketat Lockdown Kota Xian

Sebanyak 13 juta penduduk Kota Xian berada di bawah penguncian ketat

Pixabay
Virus corona (ilustrasi)
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kota Xi'an memperketat lockdown atau karantina wilayah setelah mencatat jumlah kasus Covid-19 harian tertinggi sejak Maret 2020. Pada Selasa (28/12), Xi'an, kota di provinsi Shaanxi barat laut China melaporkan 175 kasus gejala lokal baru.

Seperti dilansir laman CNN, Selasa, Xi'an menggelar pengujian Covid-19 besar-besaran di seluruh kota pada Senin. Sebanyak 13 juta penduduk kota berada di bawah penguncian ketat sedari pekan lalu seperti menutup sekolah, tempat umum dan transportasi kecuali layanan penting seperti supermarket dan rumah sakit. Warga dilarang meninggalkan rumah mereka kecuali untuk alasan mendesak seperti darurat medis.

Penguncian Xi'an adalah yang terbesar di China sejak Wuhan yang menutup 11 juta orang. Lantaran kasus yang terus melonjak, Xi'an semakin memperketat tindakan penguncian pada Senin sehingga mengharuskan semua penduduk untuk tinggal di rumah kecuali diizinkan keluar untuk pengujian massal.

Sebelumnya, setiap rumah tangga diizinkan mengirim satu orang yang ditunjuk untuk membeli bahan makanan setiap dua hari. Di platform media sosial China Weibo, beberapa warga Xi'an mengeluh bahwa mereka kehabisan bahan makanan di rumah.

"Adakah yang bisa menyelamatkanku?" seorang pengguna bertanya. "Aku hampir kelaparan di rumah. Tidak ada yang menerima pesananku secara online. Tolong bantu aku. Tidak apa-apa jika mahal, aku hanya ingin membeli bahan makanan. Aku putus asa," katanya.

Di bawah aturan baru, mahasiswa juga diharuskan tinggal di dalam asrama mereka kecuali untuk kebutuhan khusus. Sementara staf di supermarket, toko serba ada, pusat logistik, dan pasar yang menjual produk pertanian harus mengenakan masker wajah N95 dan sarung tangan medis. Pihak berwenang dikatakan akan menyesuaikan langkah-langkah penahanan berdasarkan hasil putaran terakhir pengujian massal.

Otoritas Xi'an juga dilaporkan mulai mendisinfeksi seluruh kota pada Ahad malam. Pekerja dengan alat pelindung dan truk menyemprotkan desinfektan di jalan, rel kereta bawah tanah, gedung dan ke udara. Warga kerap diperingatkan untuk menutup jendela mereka dan tidak menyentuh permukaan luar dan tanaman.

Pada Senin malam, 150 petugas medis militer dari Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat dikirim ke Xi'an untuk membantu di rumah sakit setempat. Xi'an dikenal sebagai pusat wisata sebagai rumah bagi patung prajurit Terracotta berusia 2.000 tahun. Kota ini juga mendeteksi kasus pertamanya yang terkait dengan wabah terbaru di sebuah hotel karantina pada 9 Desember.

Virus itu diyakini kemudian menyebar ke komunitas melalui pekerja hotel yang terinfeksi. Para pejabat yakin cluster itu terkait dengan penerbangan masuk dari Pakistan pada 4 Desember. Setidaknya enam penumpang ditemukan memiliki varian Delta.

Sejauh ini, belum ada laporan kasus varian Omicron di Xi'an. Kota ini juga merupakan pusat transportasi utama untuk China barat. Bandaranya hampir ditutup sejak pekan lalu, dengan semua penerbangan domestik dibatalkan. Menurut pelacak penerbangan VariFlight, 681 penerbangan yang berangkat dan tiba di bandara Xi'an dibatalkan pada Selasa.

Sepanjang bulan ini kota tersebut telah melaporkan 810 kasus Covid-19 lokal yang menjadikannya salah satu wabah komunitas terburuk di Cina sejak gelombang awal infeksi virus corona di Wuhan. Pihak berwenang merespons dengan memberlakukan tindakan lockdown dengan intensitas dan dalam skala yang jarang terlihat sejak Wuhan, karena pemerintah Cina berpegang teguh pada strategi nol-Covid sebelum Olimpiade Musim Dingin Beijing pada Februari.

Baca Juga



BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler