Iran dan Irak Mulai Bangun Jalur Kereta Api Lintas Batas
Iran dan Irak akan mulai pembangunan kereta api lintas batas sepanjang 30 kilometer
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran dan Irak akan memulai pembangunan kereta api lintas batas. Jalur kereta api tujuan Shalamcheh-Basra sepanjang 30 kilometer telah dibangun selama bertahun-tahun dan sempat mandek.
Jalur tersebut menjadi satu-satunya jalur kereta api yang menghubungkan antara Iran dan Irak. Perjanjian untuk membangun kembali jalur kereta api telah ditandatangani pada Senin (27/12) lalu. Perjanjian tersebut ditandatangani antara Kereta Api Republik Islam Iran dan Kereta Api Republik Irak selama kunjungan Menteri Transportasi dan Pembangunan Perkotaan Iran, Rostam Qasemi, ke Baghdad.
Proyek pembangunan jalur kereta api itu sempat mengalami kemunduran selama bertahun-tahun. Namun proyek pembangunan memasuki fase lanjutan tahun lalu.
"Selama hampir 20 tahun, kami telah melakukan banyak negosiasi dengan pihak Irak untuk mengimplementasikan kereta api Shalamcheh-Basra dan banyak memorandum ditandatangani dalam periode yang berbeda, yang tidak pernah mencapai hasil yang diinginkan," kata Qasemi dilansir Middle East Monitor, Jumat (31/12).
Qasemi mengatakan Iran dan Irak sepakat untuk memulai studi utama dan implementasi proyek pembangunan jalur kereta api tersebut bulan depan. Menurutnya, ini merupakan langkah besar bagi Iran dan Irak untuk memperluas perdagangan serta meningkatkan pertukaran barang dan penumpang yang penting bagi kedua negara.
Pendanaan untuk proyek tersebut telah disetujui oleh kabinet Irak pada April dan akan dibiayai oleh Yayasan Mostazafan Iran, yaitu sebuah badan amal semi-pemerintah. Namun, Menteri Transportasi Irak Nasser Al-Shibli membantah bahwa kedua negara telah menandatangani perjanjian pembangunan jalur kereta api.
“Risalah pertemuan ditandatangani dengan pihak Iran mengenai koneksi kereta api dan bukan merupakan kesepakatan,” kata Al-Shibli dalam sebuah pernyataan kepada Al-Iraqiya News dan dilaporkan oleh Kantor Berita Irak (INA).
Al-Shibli justru mengumumkan penandatanganan perjanjian secara terpisah dengan perusahaan Italia untuk mengembangkan desain baru jalur kereta api yan menghubungkan Pelabuhan Al-Faw di selatan ke perbatasan Irak-Turki. Jalur kereta api Shalamcheh-Basra dipandang sebagai proyek yang lebih luas dan bertujuan untuk menghubungkan Inisiatif Belt and Road yang digagas China dengan Irak dan Iran, selain membangun jalur dengan Suriah.
Pembangunan jalur kereta api adalah bagian dari kesepakatan rekonstruksi Suriah. Hal ini bertujuan untuk mempromosikan wisata religi di antara Iran, Irak, dan Suriah. Namun, pihak oposisi Suriah telah menolak rencana tersebut. Pembangunan jalur kereta api akan memperkuat pengaruh Iran dan membantu menyediakan layanan logistik yang diperlukan di Irak dan Suriah.