WHO Optimistis Pandemi Covid-19 Berakhir pada 2022
WHO menyatakan, 5,5 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, optimistis bahwa pandemi virus Corona akan dikalahkan pada 2022. Target itu bisa tercapai asalkan negara-negara bekerja sama untuk menahan penyebarannya.
Kasus Covid-19 global sekarang mencapai 287 juta, sementara hampir 5,5 juta orang telah meninggal. Di seluruh dunia, orang-orang merayakan tahun baru tetapi perayaannya tidak terdengar dengan banyak negara yang ingin mencegah orang banyak berkumpul.
Dikutip dari BBC, virus Corona tetap menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Pandemi ini telah menutup perbatasan, memisahkan keluarga, dan di beberapa tempat membuat tidak terpikirkan untuk keluar rumah tanpa membawa masker.
Terlepas dari semua itu, Tedros memberikan nada positif dalam pidatonya, mencatat bahwa sekarang ada lebih banyak alat untuk mengobati Covid-19. Namun, dia memperingatkan bahwa ketidaksetaraan yang terus berlanjut dalam distribusi vaksin meningkatkan risiko virus berkembang.
"Nasionalisme yang sempit dan penimbunan vaksin oleh beberapa negara telah merusak kesetaraan dan menciptakan kondisi ideal untuk munculnya varian Omicron, dan semakin lama ketidakadilan berlanjut, semakin tinggi risiko virus berkembang dengan cara yang tidak dapat kita cegah atau prediksi," kata Terdros
"Jika kita mengakhiri ketidakadilan, kita mengakhiri pandemi," katanya, menambahkan.
Target WHO untuk tingkat vaksinasi penuh sebanyak 40 persen dari setiap negara pada akhir tahun 2021 telah terlewatkan di sebagian besar Afrika. Walau sebagian besar populasi di Eropa dan Amerika Serikat (AS) telah menerima setidaknya satu dosis.
Tedros sebelumnya mengkritik negara-negara kaya karena melahap pasokan vaksin global, memvaksinasi sepenuhnya sebagian besar populasi mereka sementara yang lain menunggu dosis pertama. WHO telah menetapkan tujuan baru untuk 2022 dengan memvaksinasi 70 persen orang di semua negara pada Juli untuk mengakhiri pandemi.