LPDB KUMKM Targetkan Salurkan Dana Bergulir Rp 1,8 T

Porsi pembiayaan ke sektor riil hingga 40 persen atau sekitar Rp 720 miliar.

Antara/Oky Lukmansyah
Pedagang menunggu pembeli produk makanan saat gelar produk Industri Kecil Menengah (IKM) di GOR Tegal Selatan, Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (27/11/2021). LPDB KUMKM menargetkan penyaluran dana bergulir bisa mencapai Rp 1,8 triliun tahun ini. Salah satu sektor yang disasar adalah UMKM pangan.
Rep: Iit Septyaningsih Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LPDB KUMKM) menyatakan target penyaluran dana begulir tahun ini sebesar Rp 1,8 triliun. Berbagai strategi pun disiapkan guna mencapai target tersebut.

"Salah satu strateginya, kita terus melakukan transformasi proses bisnis. Lalu transformasi dalam proses mencari terobosan dan peluang pasar baru, di mana program pemerintah dijalankan," ujar Direktur Utama LPDB KUMKM Supomo dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/1).

Strategi lainnya, kata dia, yakni menjalin kerja sama antar Badan Layanan Umum (BLU). "Kita juga mulai melakukan venture capital approach," kata dia.

Supomo meyakini, bila tidak ada rintangan pandemi seperti 2021, pada November tahun ini, target sudah bisa diselesaikan. Pada 2022, lanjutnya, lembaga di bawah naungan Kementerian Koperasi dan UKM itu pun ditargetkan dapat menyalurkan pembiayaan ke sektor riil hingga 40 persen dari jumlah target atau sekitar Rp 720 miliar.

Sebelumnya pada 2020, LPDB KUMKM hanya menyalurkan dua persen dana bergulir ke sektor riil. Kemudian pada 2021 naik menjadi 13,5 persen.

"Kami akan lakukan berbagai macam strategi agar bisa capai 40 persen. Ini sangat challenging, karena ditantang membuat LPDB terus berpacu, berubah, serta bertransformasi," tutur Supomo.

Sektor riil yang dimaksud, kata dia, sesuai arahan Presiden Joko Widodo meliputi sektor pangan, pertanian, dan peternakan. 

Baca Juga


Ia melanjutkan, penyaluran dana bergulir tahun ini tetap lebih banyak ke Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Hal itu berkaca pada 2020.

"Pada 2020 atau awal pandemi, KSP butuh likuiditias, saat itu ada koperasi besar gagal bayar berefek ke koperasi sangat menurun. Jika itu terjadi secara masif, maka sudah nggak ada kepercayaan lagi terhadap koperasi di Indonesia. LPDB bisa cepat tahan itu, jadi mereka masih eksis," tutur dia.

Pada 2022, lanjut Supomo, rencana LPDB tidak berubah. Tahun ini LPDB akan memberikan penguatan terhadap modal koperasi.

"Ke depannya, modal koperasi by design. Jadi didesain butuh berapa tahun depannya butuh berapa, sehingga mitra LPDB terbiasa mempunyai business plan," jelas dia.

Sebagai informasi, tahun lalu LPDB KUMKM berhasil menyalurkan dana bergulir sebesar Rp 1,64 triliun. Sedikit lebih banyak dari target 2021 yang sebesar Rp 1,6 triliun.

Supomo menuturkan, tidak mudah mencapai target 2021. "2021 berat buat LPDB karena ada PPKM darurat selama tiga bulan enggak bisa ngapa-ngapain," kata dia.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler